A. Fasilitasi
Fasilitator dan fasilitasi berasal dari kata facile dalam bahasa latin yang berarti mudah. Secara etimologi, fasilitasi diturunkan dari kata dasar to facilitate (kata kerja) dalam bahasa Inggris yang berarti membuat sebuah aksi atau proses menjadi lebih mudah. Memfasilitasi dapat diartikan sebagai proses yang memudahkan kelompok dalam mencapai tujuan. Fasilitasi berarti menjembatani orang-orang dalam mengungkapkan pendapat, menggali ide, menyelaraskan pemahaman dan mengambil keputusan atau kesepakatan melalui langkah-langkah praktis.
Pada dasarnya, proses fasilitasi merupakan proses:
Mendapat informasi --------> Memecahkan masalah ---------> Mengambil kesimpulan —----> membuat kesepakatan/keputusan bersama
Dengan demikian, fasilitasi terdiri dari:
- Langkah-langkah praktis yang memudahkan kelompok mencapai tujuan.
- Memampukan anggota kelompok mengungkapkan pandangan tentang masalah yang mereka hadapi bersama.
- Memampukan kelompok untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi bersama.
- Memampukan peserta mengambil keputusan atau kesepakatan bersama untuk ditindaklanjuti bersama. Pengajar Praktik akan mendampingi
Calon Guru Penggerak dan akan memfasilitasi lokakarya-lokakarya sebagai rangkaian proses pada program ini. Lokakarya ini akan melengkapi kebutuhan para Calon Guru Penggerak untuk menjalankan perannya. Pengajar Praktik dapat mendorong Calon Guru Penggerak dalam kelompok untuk terlibat aktif dalam mencapai tujuan. Dengan melibatkan anggota kelompok dalam pemecahan masalah dan atau menghasilkan keputusan/kesepakatan bersama secara aktif, maka belajar juga terjadi secara aktif. Kemampuan fasilitasi akan mendukung proses belajar berjalan lebih efektif.
Fasilitasi menjadi salah satu cara mendorong kelompok bergerak menuju perubahan yang diinginkan. Prinsip fasilitasi adalah memberdayakan semua orang dalam kelompok, dalam mengambil peran dan tanggung jawab serta menjalankan keputusan. Untuk itu, dalam fasilitasi, penting bagi setiap orang membangun kesadaran kolektif menuju kesadaran kritis, kolaboratif, adil dan setara, melalui dialog yang memberdayakan. Kesadaran kolektif merujuk pada kesadaran mengenai apa tujuan setiap orang hadir bersama-sama dalam sebuah ruang pertemuan. Kesadaran kritis merujuk pada kehadiran setiap orang dalam ruang pertemuan adalah untuk membebaskan dirinya dari ketidakberdayaan. Kolaboratif merujuk pada kerja sama, dan untuk mencapai tujuan bersama. Keadilan dan kesetaraan adalah tindakan saling menghormati dan menghargai setiap pengetahuan dan pengalaman masing-masing; inklusif dan non-diskriminasi; tidak ada yang lebih tahu dan tidak ada yang tidak tahu apapun; tidak pilih kasih; semua orang dapat saling belajar, mendengarkan dan punya hak untuk bersuara.
Contoh simulasi Aktivitas Fasilitasi Calon Pengajar Praktik yang saya lakukan bersama kelompok
B. Coaching
Adalah Hubungan kemitraan dengan klien, dalam suatu percakapan yang kreatif dan memicu pemikiran, untuk memaksimalkan potensi pribadi dan professional klien.
![]() |
| Prinsip-prinsip Coaching |
Kompetensi seorang coach
1) PRESENCE
- Kemampuan untuk hadir utuh bagi coachee
- kita.
- Badan - pikiran - hati selaras saat sedang
- melakukan percakapan dengan coachee
- Ini bagian dari Kesadaran Diri
- Ini membantu munculnya mindset dan
- kompetensi yang lain
- Bersikap terbuka
- Bersikap sabar
- Bersikap ingin tahu lebih banyak
2) MENDENGARKAN AKTIF
- kemampuan untuk fokus pada apa yang dikatakan oleh lawan bicara dan memahami keseluruhan makna yang tidak terucapkan.
3) MENGAJUKAN PERTANYAN BERBOBOT
- Pertanyaan lahir dari mendengarkan
- Berbentuk pertanyaan terbuka
- Membuat coachee merenung, menggali, mengingat, mengaitkan
- Diajukan pada saat yang tepat
Catatan MENGAJUKAN PERTANYAN BERBOBOT
- Bentuk pertanyaan terbuka: menggunakan kata APA - BAGAIMANA - SEBERAPA
- Tidak menggunakan kata KENAPA atau MENGAPA
- Bukan pertanyaan TERTUTUP: Apakah, Sudahkah, Apa sudah, pertanyaan yang dijawab dengan Ya atau Tidak
- R - receive
- A - acknowledge
- S - summarize
- A - ask
- RECEIVE (Terima)
CIRI-CIRI KATA KUNCI:• diucapkan berulang-ulang• diucapkan dengan intonasi tertentu• berupa kata yang aneh/metafora/analogi• tertangkap ada emosi saat diucapkan• menggambarkan kondisi perasaan/pemikiran dia saat itu• diucapkan setelah "tapi" atau "namun".
6) ACKNOWLEDGE (Beri tanda)
- Memberi tanda/sinyal bahwa kita mendengarkan
- Dengan anggukan, dengan kontak mata
- Jika percakapan dilakukan secara daring, bisa dengan mengatakan "O..", "Ya..".
- Memberikan perhatian penuh pada coachee.
- Tidak sibuk mencatat
- Tidak terganggu dengan situasi lain
- Saat coachee selesai bercerita, rangkum untuk memastikan pemahaman kita sama
- Gunakan kata kunci
- Digunakan juga untuk merangkum potongan-potongan informasi yang telah didapatkan sebelum ini.
- Mintakan konfirmasi dari coachee apakah
- rangkuman kita betul
Demikian beberapa kegiatan simulasi yang dilakukan oleh Calon Pengajar Praktik. Untuk Simulasi kegiatan Supervisi Akademik dalam percakapan Coaching akan kami posting di edisi berikutnya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar