Alhamdulillah, Bersyukur kepada Allah SWT telah menjadi bagian yang terus "belajar bergerak berbagi untuk negeri". Bukan menjadi terbaik ketika berada di CGP ini, akan tetapi karena banyak kekurangan yang perlu diperbaiki.
Kembali kita bertemu pada rajutan cerita berbagi aksi-aksi nyata ataupun rancangan kegiatan yang akan dilakuan dalam ruang CGP. Pada kesempatan kali ini, saya CGP mencoba menuangkan aktivitas Rencana Kegiatan Atau Program 1 tahun ke depan sebagai bentuk Rancangan Tidak Lanjut Pasca Pendidikan Guru Penggerak yang harus dilakukan oleh Guru Penggerak. Program ini adalah rencana program yang dibuat pada loka karya 8 pada tugas Lembar Kerja 2 yaitu Rencana kerja Program yang berdampak pada murid.
Ketika saya menulis rancangan program ini, saya tidak tahu apakah saya lulus atau tidak sebagai GP (Guru Penggerak) seutuhnya. Tapi yang pasti, saya sudah merasa bahagia sudah bisa melakukan semua rangkaian kegiatan pendidikan guru penggerak ini dengan sebaik yang bisa saya lakukan.
Alhamdulillah, Bersyukur kepada Allah SWT telah menjadi bagian yang terus "belajar bergerak berbagi untuk negeri". Bukan menjadi terbaik ketika berada di CGP ini, akan tetapi karena banyak kekurangan yang perlu diperbaiki.
Kembali kita bertemu pada rajutan cerita berbagi aksi-aksi nyata yang dilakuan dalam ruang CGP. Pada kesempatan kali ini, saya CGP mencoba menuangkan aktivitas Kegiatan Aksi Nyata Modul 3.1 yaitu sebuah dokumentasi Rancangan Program sesi Demonstrasi Kontekstual yang terlaksana di sekolah pada bahasan Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran.
Pada kegiatan Aksi Nyata yang saya sajikan ini merupakan kegiatan Aksi Nyata program yang berdampak pada murid ke-1 yang berjudul Go Sains - Pengembangan Diri IPA, Literacy, Eksperimen, Guidance dalam bentuk komponen 4F yaitu Fact (Fakta - peristiwa), Feeling (perasaan), Findings (pembelajaran), Future (masa depan)
Program yang Berdampak Pada Murid 2 "JARENE (JAJANAN RECEHAN NEH)"Makanan Receh FANCY Fabulous Six Nine Class Yeay
Alhamdulillah, Bersyukur kepada Allah SWT telah menjadi bagian yang terus "belajar bergerak berbagi untuk negeri". Bukan menjadi terbaik ketika berada di CGP ini, akan tetapi karena banyak kekurangan yang perlu diperbaiki.
Kembali kita bertemu pada rajutan cerita berbagi aksi-aksi nyata yang dilakuan dalam ruang CGP. Pada kesempatan kali ini, saya CGP mencoba menuangkan aktivitas Kegiatan Aksi Nyata Modul 3.3 yaitu sebuah dokumentasi Program sesi Demonstrasi Kontekstual yang terlaksana di sekolah pada bahasan Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Murid.
Pada kegiatan Aksi Nyata yang saya sajikan ini merupakan kegiatan Aksi Nyata program yang berdampak pada murid ke-2 yang berjudul JARENE (Jajanan Recehan Neh)- Makanan Receh FANCY (Fabulous Nine Six Class Yeay) dalam bentuk komponen 4F yaitu Fact (persitiwa), Feelings (perasaan), Findings (temuan pembelajaran) dan Future (penerapan masa depan). Kegiatan aksi nyata ini disajikan dalam bentuk portofolio dengan dilengkapi foto-foto pendukung kegiatan.
JARENE (Jajanan Recehan Neh) Makanan Receh Fancy adalah program kreatif kolaboratif antara wali kelas (CGP-Anton Wardani) bersama siswa kelas IX.6 yang memanfaatkan dan KAS kelas dalam upaya meningkatkan keterampilan kewirausahaan, keberanian, kemandirian dan kreativitas dalam berniaga.
Motto JARENE " Modal Receh, Harga Receh tapi Rasa dan Untung Tidak Recehan "
Alhamdulillah, Bersyukur kepada Allah SWT telah menjadi bagian yang terus "belajar bergerak berbagi untuk negeri". Bukan menjadi terbaik ketika berada di CGP ini, akan tetapi karena banyak kekurangan yang perlu diperbaiki.
A. Pengantar
Pada kesempatan kali ini, saya coba menyajikan sebuah artikel sebagai bentuk rangkuman pemahaman dari aktivitas kegiatan yang saya lakukan pada Pendidikan Calon Guru Penggerak dari modul 1.1 hingga modul 3.3 saat ini. Saya mencoba berupaya mengkoneksikan semua materi sehingga menjadi kesatuan yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya juga berharap bisa dengan mudah untuk dipahami maknanya. Dalam penulisan artikel ini juga, kami diberikan beberapa pertanyaan panduan untuk mendukung dan memudahkan dalam melakukan koneksi materi dari modul Pendidikan Guru Penggerak yang sudah kami dapatkan.
B. Hal-hal menarik yang saya dapat tarik dari pembelajaran modul materi Pengelolaan program yang berdampak pada murid sehingga ada keterkaitan antar materi yang diberikan
Selalu ada yang menarik buat saya pribadi ketika mempelajari modul demi modul Pendidikan Guru Penggerak ini. Mulai dari modul 1.1 tentang dasarnya konsep dan filosofi pendidikan ideal di indonesia sampai modul 3.3 kali ini tentang Pengelolaan program yang berdampak pada murid. Hal menarik yang saya dapatkan di mempelajari modul ini ada beberapa hal, yaitu:
Alhamdulillah, Bersyukur kepada Allah SWT telah menjadi bagian yang terus "belajar bergerak berbagi untuk negeri". Bukan menjadi terbaik ketika berada di CGP ini, akan tetapi karena banyak kekurangan yang perlu diperbaiki.
Kembali kita bertemu pada ruang dan bahasan yang berbeda. Pada kesempatan kali ini, saya CGP mencoba menuangkan aktivitas Demonstrasi Kontekstual Modul akhir dari Pendidikan Guru Penggerak yaitu modul 3.3 yang membahas tentang Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Murid. Saya merasa modul ini menjadi modul puncak deri semua modul, kenapa? karena koneksi materi yang disajikan sebelumnya, diharapkan kami (sekolah) mampu merancang dan membuat program-program yang ada di sekolah sesuai minat, harapan warga sekolah dan pastinya betul-betul berdampak bagi murid. Berdampak dalam artian memiliki keunggulan dalam pengembangan kompetensi atau potensi yang dimiliki murid.
Ketika merancang atau menentukan program sekolah yang akan dibuat, maka pemahaman arah visi misi sekolah harus betul-betul dalam, Kenapa? karena program sekolah haruslah sejalan dengan visi-misi sekolah yang ada. Selain itu juga, kita perlu melakukan pemetaan sumber daya sekolah sebagai indentifikasi modal kekuatan untuk mendukung kelancaran dari program yang akan digulirkan. Penting pula yang juga harus dilakukan adalah mengakomodasi kebutuhan belajar murid, minat murid serta harapan-harapan dari semua warga sekolah dalam suksesi program sekolah.
Pemanfaatan Andorid (Gawai) Untuk Pembelajaran IPA yang Interaktif, Menyenangkan dan berdampak pada murid
Alhamdulillah, Bersyukur kepada Allah SWT telah menjadi bagian yang terus "belajar bergerak berbagi untuk negeri". Bukan menjadi terbaik ketika berada di CGP ini, akan tetapi karena banyak kekurangan yang perlu diperbaiki.
Kembali kita bertemu pada rajutan cerita berbagi aksi-aksi nyata yang dilakuan dalam ruang CGP. Pada kesempatan kali ini, saya CGP mencoba menuangkan Rancangan aktivitas Kegiatan Aksi Nyata Modul 3.2 yaitu Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Sebelumnya rekan-rekan pembaca boleh melihat Kegiatan Demonstrasi Kontekstual 3.2 yang saya lakukan untuk memetakan sumber daya yang ada di sekolah.
A. Latar Belakang
Gawai merupakan salah satu teknologi canggih saat ini dengan sistem andorid sebagai platform kecanggihannya. Sistem tersebut menjadikan gawai mampu membuat mudah hidup manusia, Smartphone istilah gawai saat ini.
Gawai selain berfungsi sebagai alat komunikasi antar batas, ia juga memiliki banyak fungsi. Salah satu fungsi gawai lainnya adalah sebagai alat atau media yang bisa digunakan dalam kegiatan pembelajaran guru dan murid di kelas atau dalam ruang kelas virtual.
Literasi Dalam Program TETAS (Terowongan Kreativitas Siswa)
Alhamdulillah, Bersyukur kepada Allah SWT telah menjadi bagian yang terus "belajar bergerak berbagi untuk negeri". Bukan menjadi terbaik ketika berada di CGP ini, akan tetapi karena banyak kekurangan yang perlu diperbaiki.
Kembali kita bertemu pada rajutan cerita berbagi aksi-aksi nyata yang dilakuan pada ruang CGP. Pada kesempatan kali ini, saya CGP mencoba menuangkan aktivitas Kegiatan Aksi Nyata Modul 1.3 yaitu sebuah dokumentasi Rancangan Program Visi Guru Penggerak. Dalam aksi nyata kali ini adalah sebuah rancangan program jangka panjang yaitu Literasi sekolah dan pembuatan TETAS (Terowongan Kreativitas Siswa).
Kegiatan Aksi Nyata modul 1.3 ini, sebenarnya sudah lama saya buat dan baru saya coba upload di blog ini, silahkan lihat video presentasinya
Sebelum kegiatan aksi nyata ini ada, saya sebelumnya melakukan satu pembelajaran pada Pendidikan Guru Penggerak yaitu Bagaimana CGP bisa membuat visi sekolah dan murid impian. Adapun visi guru penggerak yang saya buat adalah "menciptakan Peserta didik yang AMAL KAYA (Ber-Akhlak MuLia Kreatif Ceria dan berbudaYA)"
Direct Learning With Skill Abad 21 memanfaatkan Liveworksheets
Alhamdulillah, Bersyukur kepada Allah SWT telah menjadi bagian yang terus "belajar bergerak berbagi untuk negeri". Bukan menjadi terbaik ketika berada di CGP ini, akan tetapi karena banyak kekurangan yang perlu diperbaiki.
Pembaca, rekan-rekan guru yang luar biasa di nusantara. Mencoba menyempatkan menulis kisah pengalaman mengajar di kelas yang saya lakukan pada hari Sabtu tanggal 2 Oktober 2021. Saya berharap pengalaman ini bisa memberikan ide inovatif bapak-ibu guru untuk bisa melakukan pembelajaran yang baik dan berdampak di kelas setiap waktu. Entahlah bapak-ibu guru, apakah kemudian pembelajaran yang saya lakukan ini baik diterapkan di sekolah bapak-ibu guru? atau mungkin sangat banyak kekurangan dan kelemahan dalam prosesnya? maka dengan berbagi di tulisan ini, saya berharap ada masukan, komentar atau umpan balik yang positif sehingga pembelajaran yang saya lakukan pada PTM Terbatas ini bisa lebih baik lagi.
Proses belajar yang saya lakukan ini hanya sederhana saja, saya memilih melakukannya karena memanfaatkan sumber daya yang ada pada pribadi, sekolah dan juga pada anak. Mengembangkan modal tersebut menjadi bermanfaat positif bagi peserta didik. Pembelajaran kali ini saya memanfaatkan andorid sebagai alat dan media belajar serta liveworksheets sebagai sumber belajar.
Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran
Alhamdulillah, Bersyukur kepada Allah SWT telah menjadi bagian yang terus "belajar bergerak berbagi untuk negeri". Bukan menjadi terbaik ketika berada di CGP ini, akan tetapi karena banyak kekurangan yang perlu diperbaiki.
Kembali kita bertemu pada rajutan cerita berbagi aksi-aksi nyata yang dilakuan dalam ruang CGP. Pada kesempatan kali ini, saya CGP mencoba menuangkan aktivitas Kegiatan Aksi Nyata Modul 3.1 yaitu sebuah dokumentasi Rancangan Program sesi Demonstrasi Kontekstual yang terlaksana di sekolah pada bahasan Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran.
Pada kegiatan Aksi Nyata ini, saya menuliskannya dalam bentuk komponen 4F yaitu Fact (persitiwa), Feelings (perasaan), Findings (temuan pembelajaran) dan Future (penerapan masa depan). Proses pengambilan keputusan sebagai pembelajaran ini melalui acuan menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam pengambilan keputusan berdasarkan kasus pilihan yang terjadi di sekolah asal. Kegiatan aksi nyata ini disajikan dalam bentuk portofolio dengan dilengkapi foto-foto pendukung kegiatan.
A. Fakta (Fact)
Peristiwa 1
Dalam peristiwa 1 adalah kesibukan guru-guru dalam pengisian data di info GTK. Kegiatan ini terkadang menyita waktu efektif guru dalam pembelajaran dan juga waktu efektif bekerja lainnya. Peralatan internet dan juga koneksi sinyal yang tidak stabil ketika harus dilakukan penginputan data pada waktu siang hari menjadi alasan pendukung dan ditambah lagi ada beberapa rekan guru yang penguasaan komputer masih minim. Terkadang dalam kegiatan pengisian data PTK masih sering tertunda dengan beberapa kegiatan yang lain di sekolah; seperti pengisian data mandiri MY SAPK atau persiapan AKM di sekolah.
Alhamdulillah, Bersyukur kepada Allah SWT telah menjadi bagian yang terus "belajar bergerak berbagi untuk negeri". Bukan menjadi terbaik ketika berada di CGP ini, akan tetapi karena banyak kekurangan yang perlu diperbaiki.
Kembali kita bertemu pada ruang dan bahasan yang berbeda. Pada kesempatan kali ini, saya CGP mencoba menuangkan aktivitas Demonstrasi Kontekstual Modul 3.2 yang membahas tentang Pemetaan Aset atau Sumber daya yang ada di sekolah. Aktivitas pemetaan aset di sekolah ini memuat 7 modal utama sebagai bentuk kekuatan yang bisa dimanfaatkan serta dikembangkan sehingga menjadi lebih produktif dan berdaya guna dalam proses pembelajaran atau pendidikan di sekolah. Saya juga tetap memberikan sajian aktivitas Demonstrasi Kontekstual ini dalam bentuk tulisan blog dan sebuah video presentasi, sehingga kitabisa menikmati kenyamanan dalam penyajiannya.
Aset atau Sumber daya di sekolah adalah faktor yang sangat mendukung dalam keberhasilan kegiatan pembelajaran di sekolah serta program-program yang meningkatkan mutu sekolah. Kemampuan sekolah memanfaatkan aset atau sumber daya di sekolah menjadi berdaya guna dan produktif untuk pengembangan mutu sekolah tergantung cara pandang sekolah menyikapinya. Kemampuan ini dilihat dari sekolah memandang dari sisi kekuatan atau kelemahan (kekurangan). Jika kemudian sekolah mampu memandang aset-sumber daya yang ada dengan pandangan positif (kekuatan), maka akan menimbulkan energi besar untuk memanfaatkan aset tersebut menjadi produktif dan berdaya guna buat warga sekolah serta sangat menunjang bagi keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Butuh kerja sama yang baik, saling mendukung antara pimpinan kreatif, inovatif dan berjiwa pengembang dengan rekan guru serta warga sekolah dalam memanfaatkan sumber daya yang ada, sehingga menjadi kekuatan sekolah mencapai pendidikan yang merdeka dan berdampak pada murid.
Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
" Teruslah belajar dan mulailah dari diri sendiri, menjadi baik, menjadi teladan, menjadi bermanfaat dan berkontribusilah dengan apa yang dimiliki "
Alhamdulillah, Bersyukur kepada Allah SWT telah menjadi bagian yang terus "belajar bergerak berbagi untuk negeri". Bukan menjadi terbaik ketika berada di CGP ini, akan tetapi karena banyak kekurangan yang perlu diperbaiki.
Pada kesempatan kali ini, saya CGP mencoba menuangkan sebuah rencana dalam aktivitas Demonstrasi Kontekstual Modul 3.1 yang akan dilakukan pada kegiatan Aksi Nyata. Rancangan kegiatan demonstrasi kontekstual kali ini memuat empat point yang menjadi dasar penyajiannya. Adapun sajian aktivitas Demonstrasi Kontekstual ini dalam bentuk tulisan blog dan sebuah video presentasi. Saya berharap ada pembanding untuk bisa menikmati kenyamanan dalam penyajiannya.
A. Bagimana cara saya akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang didapatkan di Program guru penggerak di sekolah/lingkungan asal
Banyak ilmu pengetahuan yang saya dapatkan selama 6 bulan berjalan pendidikan guru penggerak ini. Materi modul yang konsep teoretis sekaligus juga aplikatif saya dapatkan dengan sajian yang variatif juga menarik. Dimulai dari pemahaman pendidikan dan pengajaran yang sangat filosofis menurut bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara hingga saat ini tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.
Kegiatan Pendampingan 4. CGP, PP dan Kepala Sekolah
Alhamdulillah, bersyukur kepada Allah SWT telah menjadi bagian yang terus "belajar bergerak berbagi untuk negeri". Bukan menjadi terbaik ketika berada di CGP ini, akan tetapi karena banyak kekurangan yang perlu terus diperbaiki.
Kembali membuat jejak kehidupan yang tertulis di blog sederhana ini. Pada kesempatan kali ini, saya akan menuliskan deskripsi dari cerita singkat pada kegiatan pendampingan 4 yang saya lakukan bersama ibu Wahyu di sekolah saya. Kegiatan Pendampingan 4 ini dilaksanakan pada hari senin tanggal 20 September 2021.
Pendampingan menurut saya adalah salah satu fasilitas yang diterima oleh CGP di seluruh Indonesia. Kegiatan ini dilakukan PP (Pengajar Praktik) sebagai bentuk kunjungan rutin per-bulan ke sekolah asal CGP, juga digunakan sebagai bentuk evaluasi, supervisi dan motivasi dari kegiatan yang dilakukan oleh CGP tersebut. Pendamping adalah rangkaian linier dari kegiatan lokakarya yang sudah dilakukan pada bulan sebelumnya.
Sejenak menuliskan goresan aksara yang pernah bermunculan di sebuah buku. Bukan tak beralasan, mungkin hanya mencari suasana baru saja, Kenapa? yaa.. karena selalu ada selingan di mana rasa jenuh akan hadir tatkala harus terus bergumul dengan tugas-tugas LMS itu.
Pembaca harus tahu bahwa Ini adalah puisi kolaborasi bersama ibu Mini Fajariani. Beliau adalah guru di SMP Negeri 4 Terbanggi besar yang sekaligus salah satu senior penggiat literasi di kabupaten Lampung Tengah dan Dia adalah guru saya. Puisi ini terinspirasi dari regu pramuka puteri di sekolah saya, Dandalion.
Dandalion Nyanyian Hati
(Anton Wardani dan Mini Fajariani)
Seringan dandalion yang kau tiup
lalu terbang menikmati angin
sssssttt...
dengarkanlah nyanyian hati
yang bernada karena keadaan
Rintik hujan di pagi hari
membawa dandalion menjauh
bukan untuk terhanyut dalam arus
tapi membawa pesan yang tersirat
masih ada dia yang menunggu kedatanganmu
dandalion... nyanyian hati di sore hari
dandalion... yang menyepi di malam hari
dandalion... terpaku dalam diam di hati
Dalam kumpulan antalogi puisi " Bulan Berganti Cahaya " 2018
Identifikasi Modal atau Aset Pada Komunitas yang dimiliki daerah
Alhamdulillah, Bersyukur kepada Allah SWT telah menjadi bagian yang terus "belajar bergerak berbagi untuk negeri". Bukan menjadi terbaik ketika berada di CGP ini, akan tetapi karena banyak kekurangan yang perlu diperbaiki.
Kelompok 1 Angkatan 2 Kabupaten Lampung Tengah
Kembali mencoba menuliskan rangkaian kegiatan dalam pendidikan calon guru penggerak yang sangat luar biasa ini. Pada kesempatan kali ini, saya coba menyajikan sebuah kegiatan pada Ruang Kolaborasi Kelompok pada modul 3.2 yaitu Mengidentifikasi Modal dan Aset yang ada pada komunitas daerah setempat.
Menurut Green dan Haines (2002) dalam Asset Building and Community Development, ada 7 aset atau modal utama yang menjadi pertimbangan untuk bisa dikembangkan menjadi berdaya guna, yaitu:
KOMISI (Komunitas Praktisi) SMP Negeri 3 Terusan Nunyai
Komunitas Praktisi, istilah ini lazim kita dengar dalam kehidupan sehari-hari walaupun mungkin konteks dan tujuan komunitas berbeda-beda. Umumnya, Secara istilah komunitas praktisi adalah sekelompok individu yang memiliki semangat dan kegelisahan yang sama tentang praktik yang mereka lakukan dan ingin melakukannya dengan lebih baik. (Wenger, 2021). Saat kita berbicara komunitas praktisi di sekolah kita akan melihat dari sisi yang berbeda yaitu pada peran guru di kelas atau sekolah, praktek pembelajaran atau bisa juga interaksi antara murid juga orang tua.
Ada lima tujuan dalam membuat Komunitas Praktisi di sekolah, yaitu:
Mengedukasi anggota dengan mengumpulkan dan berbagi informasi yang berkaitan dengan masalah dan pertanyaan tentang praktek pengajaran dan pembelajaran
Memberikan dukungan pada anggota melalui interaksi dan kolaborasi sesama anggota untuk memulai dan mempertahankan pembelajaran mereka.
Mendorong anggota untuk menyebarkan capaian anggota melalui diskusi dan berbagi
Mendampingi anggota untuk memulai dan mempertahankan pembelajaran mereka
Mengintegrasikan pembelajaran yang didapatkan dengan pekerjaan sehari-hari
Anton Wardani, S.Pd. CGP Angkatan 2 Kabupaten Lampung Tengah
SMP Negeri 3 Terusan Nunyai
A. Pengantar
Alhamdulillah, Bersyukur kepada Allah telah menjadi bagian yang terus "belajar bergerak berbagi untuk negeri". Bukan menjadi terbaik ketika berada di CGP ini, akan tetapi karena banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Pada kesempatan kali ini, saya coba menyajikan sebuah artikel sebagai bentuk rangkuman pemahaman dari aktivitas kegiatan yang saya lakukan pada Pendidikan Calon Guru Penggerak dari modul 1.1 hingga modul 3.1 saat ini. Saya mencoba berupaya mengkoneksikan semua materi sehingga menjadi kesatuan yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya juga berharap bisa dengan mudah untuk dipahami maknanya.
Pernah mendengar tentang coaching? Mungkin sebagian kita termasuk saya kata " coaching " asing di dengar apalagi pada dunia pendidikan. Kita sepertinya akrab mendengar kata " coach " pada bidang tertentu, yaitu bidang olah raga. Coach Angelo Alessio misalnya; pelatih Klub Persija tahun 2021 ini.
Konsep Coaching sudah saya jelaskan pada artikel sebelumnya di blog ini. Silahkan (BACA Koneksi Antar materi). Akan terlihat perbedaan antara coaching, konseling dan mentoring dalam hal pelaksanaan, tujuan juga hubungan.
Pada kesempatan kali ini, saya mencoba menyuguhkan video praktek coaching yang dilakukan bersama rekan sejawat pada komunitas praktisi di sekolah; SMP Negeri 3 Terusan Nunyai.
Merancang pembelajaran lalu menerapkannya di kelas ketika Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) ini tidak semudah yang saya bayangkan. Kenapa? karena alasannya adalah durasi waktu kegiatan belajar yang cukup singkat. Bayangkan saja 1 JP hanya berdurasi 25 menit yang biasanya 40 menit. Sebagai contoh: saya mengajar IPA dengan beban sebanyak 5 JP tiap kelas yang saya ampu. Setiap pekan ada dua waktu berbeda untuk mengajar di kelas yang sama dengan durasi 3 JP dan 2 JP.
Saya mencoba mengkalkulasikan estimasi waktu di kelas tersebut; bila saya mengajar 3 jam, maka jumlah jam mengajar di kelas tersebut adalah 3 x 25 menit = 75 menit atau 1 jam 15 menit; itu normalnya. Pada saat eksekusi, maka kemungkin efektifitas waktu inti yang digunakan sekitar 60 menit; kenapa? 15 menit biasanya terpakai untuk aktivitas pembukaan, motivasi, do'a dan atau hiburan belajar. Kemudian bila durasi waktu mengajar saya 2 JP; artinya estimasi waktu saya 2 x 25 menit = 50 menit; normalnya. Kemungkinan saat eksekusi di kelas hanya 35 menit. Kenapa? alasannya sama seperti di atas.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis. ~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~
1) Bagaimana/sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah
Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma
pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah
pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar
dugaan?
Jawaban.
Kalau ditanya sejauhmana pemahaman, ya Alhamdulillah
paham, walaupun mungkin belum seutuhnya. Secara konsep bisa membedakan antara
dilema etika dan bujukan moral. Pun kalau diberi kasus dalam kehidupan, insya
Allah bisa dibedakan antara pertentangan yang di-tentang-kan.
Menurut definisinya
dilema etika adalah situasi yang terjadi pada seseorang di mana ia harus
memilih dua pilihan secara moral adalah benar tetapi bertentangan. Dilema etika
lebih sederhananya adalah pertentangan benar lawan benar. Sedangkan bujukan
moral adalah sebuah situasi seseorang untuk membuat keputusan pada keadaan
benar atau salah.
Saya ataupun kita pasti sedikit banyak mengalami
situasi tersebut, baik secara pribadi ataupun saat berada di institusi kita
sendiri. Ada yang harus coba kita pahami tentang hal yang mendasari situasi
dilema etika tersebut yaitu tentang nilai kebaikan yang saling bertentangan. Nilai-nilai tersebut seperti: kebebasan, keadilan, cinta dan sayang, penghargaan,
toleransi dan juga tanggung jawab. Secara umum ada pola, model, atau
paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan
seperti di bawah ini:
Individu
lawan masyarakat (individual vs community)
Rasa
keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
Kebenaran
lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
Jangka
pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
Dilema Etika
Membuat sebuah keputusan adalah hal yang sering kita hadapi. Bukan saja dalam lingkup pribadi akan tetapi dalam lingkup skala umum pelaksanaanya. Kita sebagai guru sering dihadapkan untuk bisa mengambil keputusan dalam berbagai hal, bukan saja saat kegiatan pembelajaran di kelas tetapi juga pada lingkup kebijakan sekolah. Tidak mudah untuk mengambil keputusan, butuh waktu dan perlu menganalisis masalah yang dihadapi, sehingga keputusan yang diambil adalah tepat dan baik.
Sesuatu yang mungkin harus kita coba pahami adalah sulitnya mengambil keputusan jika kasus atau kondisinya dalam keadaan yang DILEMA dalam diri. Dihadapkan dengan dua kasus yang bernilai benar semuanya, baik secara prinsip maupun paradigma. Kondisi inilah yang sering disebut sebagai DILEMA ETIKA (Kondisi benar melawan benar).
Kembali saya CGP Angkatan 2 Kabupaten Lampung Tengah berasal dari SMP Negeri 3 Terusan Nunyai menghadirkan sebuah kegiatan Aksi Nyata dari program Pendidikan Calon Guru Penggerak. Pada kesempatan ini, Aksi Nyata yang saya lakukan adalah pada modul 2.2 yaitu tentang Penerapan rancangan pembelajaran KSE (Keterampilan Sosial dan Emosional) Berdiferensiasi di kelas. Pelaksanaan Kegiatan Aksi Nyata yang saya lakukan pada tanggal 19 Agustus 2021 di kelas 94, 95 dan 96 dengan pertemuan virtual menggunakan webmeet (gmeet).
Untuk RPP KSE Berdiferensiasi pada kegiatan ini, topik yang saya ambil adalah Sistem Organ Reproduksi dengan subtopik Gangguan dan penyakit serta Upaya pencegahan pada sistem reproduksi manusia.
Kegiatan pembelajaran dalam RPP KSE diferensiasi daring sinkronus yang saya buat selain memperhatikan pemetaan kebutuhan peserta didik; seperti memperhatikan dari sisi kesiapan belajar (readiness), minat belajar siswa, profil belajar (gaya belajar) siswa. RPP ini juga memenuhi strategi diferensiasi dalam kegiatan pembelajaran; apakah strategi diferensiasi proses, konten ataupun strategi diferensiasi produk. RPP dalam kegiatan pembelajaran pada Aksi Nyata ini juga menerapkan model pembelajaran keterampilan sosial dan emosional (KSE) berbasis kesadaran penuh (mindfullness). Walaupun tidak secara menyeluruh setidaknya ada 3 dari 5 kompetensi sosial emosional bisa dipenuhi atau didapatkan oleh peserta didik. Diantara kompetensi keterampilan sosial emosional yang dimunculkan dalam pembelajaran kali ini yaitu (1) Kompetensi kesadaran diri (2) Kompetensi pengendalian diri (3) Kompetensi Pengambilan keputusan yang bertanggungjawab.
Tokoh pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara ketika menyampaikan konsep pendidikan dan pengajaran kepada anak adalah sebuah proses yang dilakukan oleh guru (pendidik) untuk menuntun perilaku anak sesuai tumbuh kembang atau sesuai kodratnya. Proses pendidikan yang dilakukan diharapkan mampu memberikan keselamatan dan kebahagiaan mereka baik secara individu maupun sebagai anggota masyarakat. Proses pendidikan yang dilakukan oleh guru (pendidik) didalamnya menerapkan teknik menuntun terdapat pengajaran, bimbingan atau upaya membangun kemitraan dan optimalisasi potensi murid. Proses menuntun tersebut salah satu cara bisa dilakukan melalui proses coaching. Teknik coaching mampu menerapkan proses "menuntun" kemerdekaan belajar murid dengan berupaya mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga lebih maksimal.
Dalam coaching kegiatan menuntun yang dilakukan guru sebagai pamong perlu sangat memahami proses pendekatan komunikasi coaching. Hal tersebut diharapkan guru mampu menyelaraskan kegiatan pendampingan dan makna pamong yang dihidupi dalam keseharian sebagai pendidik. Proses coaching yang dilakukan guru sebagai coach mampu menuntun coachee (murid) menemukan ide baru atau cara baru untuk mengatasi tantangan yang dihadapi atau mencapai tujuan yang dikehendaki.
Pada kesempatan ini, kita akan melanjutkan pembahasan materi tentang sistem reproduksi manusia. Kali ini penekanan Aktivitas Belajar yaitu tentang penyakit dan kelainan pada sistem reproduksi manusia dan upaya menjaga kesehatan organ reproduksi manusia.
Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu menjelaskan penyakit dan Gangguan pada sistem reproduksi
Siswa mampu menjelaskan upaya pencegahan penyakit dan gangguan sistem reproduksi
Pelajaran yang baik yang harus kita dapatkan setelah mempelajari materi tentang sistem reproduksi manusia ini adalah:
" Kita mengetahui bahwa manusia memiliki organ-organ reproduksi (laki-laki atau perempuan) yang berkembang dan berfungsi sesuai dengan usia tertentu. Organ reproduksi manusia sudah bisa berfungsi sebagaimana mestinya ketika memasuki fase pubertas (aqil baligh). Menjaga dengan baik organ reproduksi ini adalah hal yang sangat-sangat penting. Organ reproduksi yang dianugerahkan kepada kita, harus dijaga baik secara sisi kesehatannya sehingga tetap sehat dan juga dari sisi kehormatannya, sehingga terjaga dari kesalahan dan keburukan. Sesuatu yang baik harus ditempatkan pada hal yang baik sesuai aturan ".
Lokakarya 3 CGP Angkatan 2 Kabupaten Lampung Tengah
Lokakarya 3 CGP Angkatan 2 Kabupaten Lampung Tengah dilaksanakan selama dua hari, yaitu tanggal 29 - 30 Juli 2021. Sedikit berbeda kegiatan Lokakarya 3 ini dengan Lokakarya sebelum-sebelumnya. Perbedaannya terletak dari moda kegiatan dan juga peserta yang mengikuti kegiatan. Lokakarya 3 ini dilaksanakan secara daring (sinkronus) yang pada lokakarya sebelumnya dilakukan secara luring. Kondisi ini dilakukan karena situasi di daerah khususnya Kabupeten Lampung Tengah kasus lonjakan covid-19 semakin meningkat. Perbedaan lainnya adalah pada lokakarya 3 ini menghadirkan kepala sekolah serta pengawas yang kemudian bersama-sama CGP masing-masing sekolah merumuskan visi dan misi sekolah serta merancang program sekolah yang berdampak pada murid berdasarkan analisis terhadap hasil pembelajaran sesuai kebutuhan dan harapan semua warga sekolah. Rancangan program sekolah ini kemudian harus dibuktikan dalam sebuah aksi jangka pendek yang harus dilakukan sekolah (dalam hal ini deal CGP dan kepala sekolah) untuk satu bulan ke depan.
Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan apa itu Reproduksi 2. Menyebutkan dan Menjelaskan Organ-organ Reproduksi 3. Menjelaskan Proses Pembentukan Gamet (sel Kelamin)
Sebelum kita mulai Kegiatan Belajar silahkan untuk bermain Games sebagai upaya melihat kemampuan awal yang kalian miliki. (Silahkan KLIK)
Dalam pembelajaran yang dilakukan oleh Calon Guru Penggerak salah satunya adalah tahapan utama Inkuiri Apresiatif yang lebih dikenal dengan tahapan BAGJA (dalam bahasa Sunda "BAHAGIA"). Pada tahapan ini antara lain Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, Atur Eksekusi.
Pada Lokakarya 3 tentang visi, misi dan program yang berdampak pada murid, CGP bersama kepala sekolah dan pengawas sekolah akan menyusun visi dan misi serta aksi nyata berupa program sekolah untuk meningkatkan pembelajaran bermakna yang berdampak pada murid.
Agar kegiatan lokakarya 3 ini bisa berjalan dengan baik dan tercapai sesuai tujuan, maka sebelumnya hal yang harus dilakukan oleh CGP adalah melakukan tugas mandiri yaitu diskusi dengan guru atau kepala sekolah, peserta didik dan juga orang tua atau komite sekolah untuk mengetahui (1) apa saja pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di sekolah selama ini (2) Apa saja praktik baik yang sudah dilakukan dan apa saja yang menjadi tantangan serta upaya perbaikan yang akan dilakukan (3) Menuliskan apa saja harapan atau mimpi terhadap sekolah yang berdampak pada murid. Dalam kegiatan penugasan mandiri ini, dua tahapan BAGJA yang baru dikerjakan yaitu Ambil Pelajaran dan Gali mimpi. Pada penugasan diskusi ini CGP melakukan melalui kuisioner (google form) terkait kondisi pandemi Covid-19 yang masih marak di lingkungan.
Rencana dan Implementasi RPP Diferensiasi Di kelas
Pada aksi nyata modul 2.1 kali ini yaitu tentang rencana dan penerapan RPP diferensiasi yang dilakukan di kelas. Kegiatan aksi nyata ini saya lakukan pada tanggal 27 Juli 2021 di kelas VIII.5 dan kelas VIII.6.
Untuk RPP diferensiasi saya mengambil judul topik Gerak Pada Makhluk Hidup dengan subtopik Gerak Pada Tumbuhan. Alokasi waktu dalam RPP adalah 2 jam pelajaran dengan model daring asinkronus.
Kegiatan pembelajaran dalam RPP diferensiasi daring asinkronus yang saya buat tetap memperhatikan pemetaan kebutuhan peserta didik; tetap memperhatikan dari sisi kesiapan belajar (readiness), minat belajar siswa, profil belajar (gaya belajar) siswa. Penekanan RPP diferensiasi daring asinkronus ini lebih banyak pada aspek profil belajar siswa; dengan memperhatikan tipe belajar, apakah audio, visual dan kinestetik.
Ada beberapa alasan kenapa pada aksi nyata rencana dan penerapan RPP diferensiasi ini menggunakan daring asinkronus, antara lain:
Memperhatikan kesiapan sarana dan prasarana siswa, baik gadget ataupun kuota internet serta sinyal. Untuk moda asinkronus lebih mudah siswa dalam mengakses pembelajaran, karena hanya menggunakan beberapa aplikasi familiar seperti WA, blog dan aplikasi pendukung lainnya.
Sebagai uji coba awal, efektif atau tidak ketika menggunakan moda daring asinkronus dalam pembelajaran dengan RPP diferensiasi
Menurut Filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara, Pendidikan merupakan aktivitas menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak sehingga anak dapat mencapai titik keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi - tingginya. Pendidikan dan pengajaran selalu berupaya memenuhi kodrat kebutuhan tumbuh kembang anak atau berorientasi pada kebutuhan anak sehingga anak dapat berkembang sesuai dengan minat dan bakatnya.
Salah satu metode yang sangat sesuai dengan pendidikan dan pengajaran yang disampaikan oleh KHD tersebut adalah Pembelajaran Diferensiasi. Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang sangat tepat dipakai dalam konsep yang MENGHAMBA atau berpihak pada murid. Pembelajaran diferensiasi mampu mengakomodir dan mengembangkan minat, bakat, mengembangkan inovasi, berproses, saling menghargai dan menghormati, berkolaborasi dengan pendidik,serta menciptakan pembelajaran yang aman, nyaman dan menyenangkan.
Membangun kesadaran untuk melakukan perilaku kebiasaan positif di
sekolah dibutuhkan proses yang cukup panjang dan konsisten. Menyatakan secara
sadar ketika akan melakukan penerapan kebiasan positif masih didukung oleh
motivasi ekstrinsik, yaitu adanya hukuman atau reward juga punishment.
Kebiasaan positif ini mungkin belum seutuhnya dimaknai secara jelas yang
seharusnya adalah disiplin positif. Guru dalam hal ini yang berperan
sebagai teladan, masih dirasakan belum maksimal menumbuhkan budaya positif dengan
baik di sekolah. Aksi-aksi guru dalam menerapkan budaya positif terlihat dalam
peran kontrol penghukum (hakim) bagi para murid, belum menjadi manajer sebagai
peran idealnya. Upaya yang terus dilakukan adalah bagaimana menciptakan budaya
positif menjadi tema disiplin positif yang berawal dari kesadaran diri dan
menumbuhkan motivasi intrinsik, baik itu peserta didik ataupun warga sekolah
lainnya. Terus mengembangkan budaya positif yang sudah ada menjadi karakter
baik semua warga sekolah guna mewujudkan pribadi-pribadi (siswa) yang memiliki
profil pelajar Pancasila sebagai output ke-depannya.
Sosok guru tanpa disadari setiap harinya selalu menemukan atau dihadapkan oleh keberagaman yang banyak sekali bentuknya. Misalnya ada anak yang suka banya bicara di kelas, selalu mendominasi. Ada anak yang pendiam, yang paling pintar matematik dan olah hitung, ada anak yang suka menyanyi, menggambar, bahkan ada anak yang sepertinya tidak memiliki minat apa-apa. Menemukan atau menghadapi hal tersebut bagi guru adalah tantangan yang beragam dan perlu energi lebih dalam menyikapinya. Sangat dibutuh Keterampilan untuk mengelola kondisi tersebut. Guru harus melakukan berbagai usaha agar bisa memastikan setiap murid di kelas sukses dalam proses pembelajarannya.
Kondisi tersebut sangat memungkinkan guru untuk memilih sistem atau metode perencanaan yang tepat dalam pembelajaran. Sistem atau metode pembelajaran berdiferensiasi adalah yang bisa dilakukan guru untuk mengoptimalkan pembelajaran dengan keberagaman yang ditemukan di kelas.
Nilai dan Peran Guru Penggerak Anton Wardani, S.Pd.
1.Latar belakang
Setiap guru memiliki peran-peran yang harus dilakukan dalam lingkungan
pendidikan. Bukan saja dalam kegiatan rutin mengajar dengan memberikan beragam
pembelajaran dan media yang menarik di kelas, akan tetapi juga mampuberbagi kelimuan atau keterampilan kepada
rekan sejawat atau dalam sebuah komunitas profesi yang ada. Peran-peran guru ini akan bisa berjalan dengan baik apabila setian guru
mampu menanamkan dan menerapkan nilai-nilai guru yang ada untuk mecapai
pendidikan yang lebih baik.
2.Deskripsi Aksi Nyata
Liveworksheets untuk Lembar Kerja Siswa
interaktif dan menyenangkan
Masa
pandemi covid -19 SMP Negeri 3 Terusan Nunyai mengalami dampak dalam kegiatan
belajar mengajar. Mulai dari moda Luring hingga daring atau kombinasi sudah
dilakukan. Hingga mendekati akhir semester genap tahun pelajaran 2020/2021
kegiatan belajar full daring.
Kondisi
ini, akhirnya kami harus melakukan kombinasi pembelajaran yang bisa dengan
mudah dan menarik bagi siswa. Saya sebagai guru dan CGP kelas 8 dan 9 dalam
pembelajaran menggunakan beberapa aplikasi untuk menumbuhkan semangat dan juga
minat siswa untuk terus belajar di tengah pandemi ini. Ada beberapa aplikasi
yang saya pakai dalam kegiatan belajar salah satunya menggunakan aplikasi liveworksheets; liveworksheets.com. Kegiatan belajar biasanya akan
diinfokan melalui media whatsapps. Ada link yang dibagikan untuk mereka pelajari
atau kerjakan sesuai jadwal. Tujuan dari
penggunaan aplikasi ini adalah ditengah keterbatasan diharapkan mampu terus
bisa belajar dan tumbuh daya kreativitas anak sekaligus mampu berpikir kritis.
REFLEKSI FILOSOFI KI HAJAR DEWANTARA ( ANTON WARDANI, S.Pd. )
1. Latar belakang
Globalisasi dan perkembangan di abad 21, teknologi menjadi bagian penting peranannya dalam kehidupan. Perkembangan tersebut memiliki dampak positif dan negatif serta memiliki pengaruh besar terhadap perilaku dan perkembangan sosial, mental juga kognisi anak. Pendampingan dan tuntunan yang baik sesuai perkembangan oleh sekolah, pendidik dan orang tua dalam menerapkan pendidikan budi pekerti atau karakter sangat dibutuhkan untuk membangun nilai postif anak sebagai filter teknologi dan pemanfaatannya.
2. Deskripsi Aksi Nyata
Pembelajaran DARING
Masa pandemi covid -19 SMP Negeri 3 Terusan Nunyai mengalami dampak dalam kegiatan belajar mengajar. Mulai dari moda Luring hingga daring atau kombinasi sudah dilakukan. Hingga mendekati akhir semester genap tahun pelajarn 2020/2021 kegiatan belajar full daring.
Kondisi ini, akhirnya kami harus melakukan kombinasi pembelajaran yang bisa dengan mudah dan menarik bagi siswa. Saya sebagai guru dan CGP kelas 8 dan 9 dalam pembelajaran menggunakan beberapa aplikasi untuk menumbuhkan semangat dan juga minat siswa untuk terus belajar di tengah pandemi ini. Ada beberapa aplikasi yang saya pakai dalam kegiatan belajar seperti h5p, ppt, youtube, liveworksheets. Kegiatan belajar biasanya akan diinfokan melalui media whatsapp. Ada link yang dibagikan untuk mereka pelajari atau kerjakan sesuai jadwal. Tujuan dari penggunaan aplikasi ini adalah ditengah keterbatasan diharapkan mampu terus bisa belajar dan tumbuh daya kreativitas anak sekaligus mampu berpikir kritis.
Paguyuban Kelas
Dalam perjalanan kegiatan belajar daring ini, aktivitas belajar siswa turun naik. Bosan atau malas menjadi dinamika bersama dan bisa dinikmati setiap hari. Paguyuban kelas yang dibentuk dengan sistem yang sederhana menjadi hal yang bisa digunakan untuk memotivasi siswa. Paguyuban kelas ini merupakan grup orang tua yang dibuat sebagai wahana komunikasi antara guru (wali kelas) dengan orang tua. Peran orang tua sangat dibutuhkan dalam upaya peningkatan belajar siswa di rumah.
Puisi... Mungkin menjadi salah Satu cara dalam mengungkapkan perasaan hati. Tapi tidak juga menurutku karena ia bisa mewakili ekspresi yang malu diungkap diri.
Tak pandai bagi saya membuat puisi, atau mencipta kata-kata merajutnya menjadi indah nan bermakna. Kalaupun itu ada, ia hanya terenda dalam tulisan yang sederhana.
Seperti satu puisi yang saya tulis dua tahun yang lalu. Sebuah Puisi yang tercipta karena ada takdir bisa menapaki dunia selama 144 purnama. Puisi indah bermakna menurut saya karena ia hasil kolaborasi dengan pasangan tercinta dan ekspresi bahasa cinta keluarga.
144 PURNAMA
Anton Wardani dan Erin muhaziah
Tercipta untuk 12 tahun di hari pernikahan
Ini adalah bagian kisahku yang lama
Jejaknya menemui 144 purnama
Tak terasa, padahal bertahun sebelumnya itu, engkau pingit hatiku dalam do'a
Lalu setelahnya kau ajak aku berikrar bersama
Hari itu pun berulang, tepatnya hari ini
Hari di mana aku merangkai kata sakti, bukti dan janji
Menggandengmu, menggenggammu di antara ribuan perasaan
Menjaga cinta agar tetap berbunga dan kokoh, walau berawal tanpa tulang
144 purnama sudah banyak kenangan.
Kau ingat di awal kita bersama saat mudik lebaran?
Bermotor berdua penuh bergelantungan
Bersesak-sesak sepanjang jalan
Tapi, Kepayahan itu berlalu terguyur senyuman
Lalu, Aku mencoba menghitung berapa menit kita sudah bersama
Mencipta drama kehidupan, menggema dalam bait kata-kata
Entah berhujan badai terhambur pelangi, selang-seling mengisi hari atau mencintai lalu membagi
Menjadikan sekolah sebagai rumah yang aman, nyaman dan bermakna bagi murid adalah dambaan semua pihak. Bahkan juga ada sebagian dari Bapak/Ibu guru juga menuliskan mimpi itu pada gambaran visinya. Termasuk saya guru sekaligus Calon Guru Penggerak yang juga memiliki visi sekolah yang dituangkan ke dalam mimpi murid masa depan.
Terwujudnya pelajar yang AMAL KAYA(ber-Akhlak MuLia, Kreatif, ceriA dan berbudaYA)
Di atas adalah visi yang saya buat untuk murid masa depan di sekolah. Sederhana, namun berupaya membangun siswa atau anak yang berprofil pelajar pancasila sebagai visi utama dari pendidikan indonesia saat ini.
Dalam mencapai visi tersebut dibutuhkan pengetahuan tentang pendidikan yang paling dasar, peran dari guru serta sebuah metode yang mampu memetakan kekuatan di sekolah. Hubungan ketiga hal tersebut bisa digambarkan dalam aktivitas koneksi antar materi di bawah ini:
Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Menurut Ki Hajar Dewantara Pendidikan dan pengajaran merupakan upaya Menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak sehingga mencapai keselamatan juga kebahagiaan setinggi-tingginya bagi manusia dan sebagai anggotamasyrakat adalah tujuan pendidikan. Seorang pendidik pada hakekatnya adalah penuntun untuk menumbuhkan atau menghidupkan kekuatan kodrat anak-anak, sehingga mampu mengubah lakunya (bukan dasarnya) juga mengembangkan kodrat anak tersebut.