Oleh. Anton Wardani, S.Pd.CGP Angkatan 2 Kabupaten Lampung TengahSMP Negeri 3 Terusan Nunyai
Tokoh pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara ketika menyampaikan konsep pendidikan dan pengajaran kepada anak adalah sebuah proses yang dilakukan oleh guru (pendidik) untuk menuntun perilaku anak sesuai tumbuh kembang atau sesuai kodratnya. Proses pendidikan yang dilakukan diharapkan mampu memberikan keselamatan dan kebahagiaan mereka baik secara individu maupun sebagai anggota masyarakat. Proses pendidikan yang dilakukan oleh guru (pendidik) didalamnya menerapkan teknik menuntun terdapat pengajaran, bimbingan atau upaya membangun kemitraan dan optimalisasi potensi murid. Proses menuntun tersebut salah satu cara bisa dilakukan melalui proses coaching. Teknik coaching mampu menerapkan proses "menuntun" kemerdekaan belajar murid dengan berupaya mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga lebih maksimal.
Dalam coaching kegiatan menuntun yang dilakukan guru sebagai pamong perlu sangat memahami proses pendekatan komunikasi coaching. Hal tersebut diharapkan guru mampu menyelaraskan kegiatan pendampingan dan makna pamong yang dihidupi dalam keseharian sebagai pendidik. Proses coaching yang dilakukan guru sebagai coach mampu menuntun coachee (murid) menemukan ide baru atau cara baru untuk mengatasi tantangan yang dihadapi atau mencapai tujuan yang dikehendaki.
Guru sebagai coach memiliki peran penting dalam membangun kenyamanan dalam proses belajar atau menumbuhkan suasana kesetaraan dalam saling menghargai, menghormati dan juga empati antar sesama. Proses coaching yang dilakukan guru juga merupakan upaya membangun kesepahaman yang sama tentang belajar dan mendorong kekuatan kodrat murid secara holistik berdasarkan cinta kasih dan persaudaraan tanpa pamrih, tanpa keinginan menguasai dan memaksa. Proses kesepahaman antara guru dan murid dilakukan dalam bentuk komunikasi asertif dengan serangkaian kegiatan menemukenali segala yang dimiliki murid untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi.
Guru sebagai coach harus betul-betul mampu membedakan antara coaching, mentoring dan konseling. Untuk memahami perbedaan tersebut bisa dilihat dari tiga aspek yaitu aspek tujuannya, aspek hubungan dan juga aspek keahlian.
![]() |
| Perbedaan coaching, konseling dan mentoring |
Secara ringkas untuk membedakan antara coaching, mentoring dan konseling sebagai berikut:
1) Coaching
Dilakukan dengan mengajukan pertanyaan untuk menggali kemampuan dan mendorong coachee untuk bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.
2) Mentoring
Merupakan seorang teman, guru, pelindung atau pembimbing yang bijak dan penolong menggunakan pengalamannya untuk membantu seseorang dalam mengatasi kesulitan dan mencegah bahaya.
3) Konseling
Merupakan seorang guru, teman menggali masalah-masalah yang dialami masa lalu dan membantu menyelesaikan masalahnya.
Dalam melakukan teknik coaching seorang guru (coach) harus memiliki keterampilan dasar seorang coach, yaitu:
- Keterampilan membangun dasar proses coaching
- Keterampilan membangun hubungan baik
- Keterampilan berkomunikasi
- Keterampilan memfasilitasi pembelajaran
Teknik coaching yang diterapkan oleh guru (coach) harus memperhatikan komunikasi yang dilakukan oleh coachee. Komunikasi yang dibangun adalah komunikasi yang memberdayakan bagi coachee sebagai salah satu keterampilan dasar coach. Bagaimana cara membangun komunikasi yang memberdayakan bagi coachee?, maka coach perlu melakukan beberapa hal berikut:
- Membangun hubungan saling mempercayai
- Menggunakan data yang benar
- Bertujuan menuntun para pihak untuk mengoptimalkan potensi
- Rencana tidak lanjut atau aksi
Komunikasi yang memberdayakan dilakukan oleh coach (guru) perlu memperhatikan atau mengembangkan aspek berikut yaitu:
1) Komunikasi asertif.
Dalam komunikasi asertif yang perlu diperhatikan adalah bagiamana (1) memahami gaya komunikasi manusia (2) berkomunikasi untuk membangun relasi dengan memunculkan rasa nyaman dan percaya (3) menyamakan posisi diri dengan lawan bicara (4) bagaimana berupaya membangun respect.
2) Pendengar aktif
Sebagai pendengar harus bisa membedakan antara mendengar dan mendengarkan. Mendengarkan mengandung arti menghadirkan diri secara utuh.
Apa yang perlu diperhatikan menjadi pendengar aktif, yaitu:
- Gunakan kontak mata
- Ulangi apa yang didengar
- Abaikan gangguan sekitar
- Ajukan pertanyaan
- Menunggu sampai lawan bicara berhenti bicara
- Fokus terhadap lawan bicara
- Anggukan kepala
- Gunakan bahasa tubuh sebagai respon yang baik
3) Bertanya efektif
Dalam konsep bertanya efektif yang harus dimiliki adalah bertanya yang bersifat terbuka, berupaya mengukur pemahaman, fokus dari yang dibicarakan, bersifat reflektif dan mempu menimbulkan aksi.
4) Umpan balik
Dalam umpan balik yang perlu diperhatikan adalah (1) langsung diberikan saat komunikasi (2) Spesifik-fokus pada tujuan (3) faktor emosi-mengikutsertakan emosi yang dirasakan (4) Apresiasi-menyertakan motivasi positif
Untuk melakukan proses coaching, teknik yang bisa dilakukan yaitu dengan teknik TIRTA. Teknik TIRTA dikembangkan dari teknik coaching model GROW. TIRTA diartikan air dalam bahasa sansekerta dimana murid diibaratkan air dan tugas guru (coach) memastikan murid (air) mengalir tanpa sumbatan. Sehingga proses coaching yang dilakukan adalah sebagai alat untuk menyingkirkan sumbatan.
Tahapan Model TIRTA
- T = Menentukan Tujuan
- I = Identifikasi masalah
- R = Rencana Aksi yang akan dilakukan
- TA = Tanggung Jawabnya bagaiman
![]() |
| Sumber : emymelany85.blogspot.com |
Kegiatan coaching diharapkan mampu dilakukan untuk mewujudkan konsep merdeka belajar. Kegiatan pembelajaran yang berupaya memenuhi kebutuhan murid dengan memperhatikan pembelajaran diferensiasi dan segala aspek emosi dan sosial murid bisa dilakukan dalam proses pendampingan dengan konsep coaching yang guru lakukan. Diharapkan pengembangan ataupun proses bimbingan coaching bisa dilakukan di sekolah ataupun komunitas di sekolah sehingga tujuan kegiatan coaching untuk melejitkan potensi murid bisa terwujud. Harapannya juga program ini (coaching) membuat murid menjadi lebih merdeka, lebih nyaman dan lebih berkembang untuk menemukan potensi yang mereka miliki.
Pada Koneksi Antar Materi kali ini, saya juga menampilkan Rancangan Aksi Nyata yang akan saya lakukan pada kegiatan Aksi Nyata di sekolah yaitu pelaksanaan kegiatan praktek coaching dengan rekan sejawat pada komunitas praktisi sekolah. Sebagai bentuk publikasi komunitas praktisi di SMP Negeri 3 Terusan Nunyai berfokus pada Literasi, pembinaan siswa dan pengembangan pembelajaran.
Berikut Rancangan Aksi Nyata modul 2.3 yang saya buat dalam infografis di bahwah ini.




Tidak ada komentar:
Posting Komentar