Halaman

Kamis, 14 Oktober 2021

Demonstrasi Kontekstual 3.3

 GO Sains SMP Negeri 3 Terusan Nunyai
Pengelolaan Program yang Berdampak
Pada Murid

Alhamdulillah, Bersyukur kepada Allah SWT telah menjadi bagian yang terus "belajar bergerak berbagi untuk negeri". Bukan menjadi terbaik ketika berada di CGP ini, akan tetapi karena banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. 

Kembali kita bertemu pada ruang dan bahasan yang berbeda. Pada kesempatan kali ini, saya CGP mencoba menuangkan aktivitas Demonstrasi Kontekstual Modul akhir dari Pendidikan Guru Penggerak yaitu modul 3.3 yang membahas tentang Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Murid. Saya merasa modul ini menjadi modul puncak deri semua modul, kenapa? karena koneksi materi yang disajikan sebelumnya, diharapkan kami (sekolah) mampu merancang dan membuat program-program yang ada di sekolah sesuai minat, harapan warga sekolah dan pastinya betul-betul berdampak bagi murid. Berdampak dalam artian memiliki keunggulan dalam pengembangan kompetensi atau potensi yang dimiliki murid. 

Ketika merancang atau menentukan program sekolah yang akan dibuat, maka pemahaman arah visi misi sekolah harus betul-betul dalam, Kenapa? karena program sekolah haruslah sejalan dengan visi-misi sekolah yang ada. Selain itu juga, kita perlu melakukan pemetaan sumber daya sekolah sebagai indentifikasi modal kekuatan untuk mendukung kelancaran dari program yang akan digulirkan. Penting pula yang juga harus dilakukan adalah mengakomodasi kebutuhan belajar murid, minat murid serta harapan-harapan dari semua warga sekolah dalam suksesi program sekolah. 

Pada kegiatan ini saya akan menyajikan rancangan pengelolaan program yang berdampak pada murid dengan menggunakan metode IA atau melalui tahapan BAGJA. Kemudian juga melakukan rancangan monitoring, evaluasi, pembelajaran serta bentuk pelaporan program yang akan dilakukan. Selain itu juga program ini akan menjadi program kolaborasi pihak sekolah dengan melibatkan orang tua/wali serta komunitas yang ada di sekolah. Saya berharap program ini bisa berjalan 1 bulan ke depan sesuai rencana.

Sebelumnya saya menyajikan program pada kegiatan Demonstrasi Kontekstual modul 3.3, saya terlebih dahulu menyajikan Program  berdampak pada murid yang sudah berjalan di SMP Negeri 3 Terusan Nunyai antara lain:

1) Sholat Dhuha berjama'ah terbatas dan kegiatan tausiyah setelah sholat dhuha

Sholat dhuha berjama'ah terbatas
Alhamdulillah program ini sudah berjalan selama 1,5 bulan setelah dibukanya Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT). Kegiatan ini dilakukan secara terbatas secara jumlah dan juga tetap mematuhi protokol kesehatan. Program ini merupakan kegiatan kolaborasi antara waka-kesiswaan, guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan juga semua rekan guru atau rekan sejawat serta tendik (staf) yang ada. Peningkatan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sikap religius, saling menghormati, menumbuhkan tolerasi dan meningkatkan budaya sopan santun adalah kompetensi dan tujuan yang ingin dicapai. Evaluasi kegiatan ini pun terus kami lakukan, agar tujuan dan proses yang dilakukan bisa berjalan dengan baik dan sesuai harapan. Kegiatan dhuha ini memberikan nilai karakter yang baik dan merupakan salah satu kegiatan yang mampu mewujudkan murid dengan profil pelajar Pancasila.
Tausyiah singkat setelah sholat dhuha

Rangkaian kegiatan sholat dhuha terbatas ini adalah pemberian tausyiah singkat oleh imam sholat dhuha. Petugas Imam sholat dhuha ataupun muwajjih ba'da sholat dhuha adalah guru atau tendik (Staf) yang sudah terjadwal pada kegiatan tersebut. Tausiyah ini berdurasi 5 - 7 menit dengan tema diserahkan kepada guru atau imam tersebut.
2) Penggunaan Android (Gawai - Smartphone) dalam pembelajaran IPA yang interaktif, menyenangkan dan berdampak pada murid

Kegiatan ini saya lakukan dalam kegiatan belajar di kelas hasil dari pemetaan aset yang ada di sekolah pada modul sebelumnya. Sebuah ide untuk memanfaatkan penggunaan andorid (gawai) agar lebih difungsikan ke arah yang lebih bermanfaat yaitu dalam pembelajaran IPA. Ada beberapa aplikasi yang saya pakai untuk membuat pembelajaran menggunakan android lebih interaktif dan menyenangkan, antara lain menggunakan
plickers, liveworksheets, aplikasi ujian online (quizziz) dan juga pembelajaran dengan blog. Hasil kognitif murid pun, alhamdulillah terjadi peningkatan, ini dibuktikan dalam penilaian yang dilakukan melalui posttest setelah pembelajaran. Kegiatan ini bisa dibaca pada artikel aksi nyata modul 3.2.

Berikut rancangan program yang berdampak pada murid pada kegiatan demonstrasi kontekstual modul 3.3 ini saya beri nama: 

Rancangan Program 1

Go Sains - Program Pengembangan Diri IPA  literacy - eksperiment - guidance

A. Latar Belakang

Masa pandemi yang sudah berjalan hampir 2 tahun memberikan dampak di semua lini kehidupan, termasuk juga pada bidang pendidikan. Kehilangan suasana intim belajar adalah efek terbesar dari pandemi ini, walaupun sudah diupayakan dengan pembelajaran jarak jauh (daring). Selain itu juga dampak lainnya adalah penurunan capaian hasil belajar, baik secara kognitif, afektif dan terlebih psikomotor peserta didik.

Berjalan waktu, dengan mulai menurunnya kasus covid-19 di Indonesia, terutama di wilayah-wilayah, akhirnya kabupaten Lampung Tengah mulai kembali mengadakan atau membuka sekolah tatap muka, dengan sistem terbatas dan penguatan prokes. Kondisi tersebut langsung disambut baik oleh pihak sekolah, guru dan juga wali murid sekaligus juga siswa. 

Sudah hampir berjalan 2 bulan tatap muka terbatas yang dilakukan sekolah, evaluasi kegiatan belajar pun terus dilakukan. Dari diskusi yang dilakukan guru-guru terutama rekan sejawat mapel IPA ataupun  dalam topik rapat dinas, ada beberapa permasalahan yang ditemukan selama berjalannya kegiatan belajar tatap muka terbatas, yaitu:

  1. Terdapat penurunan fokus belajar siswa setelah terlalu lama belajar daring yang berdampak capaian hasil belajar yang kurang baik.
  2. Waktu yang sangat singkat membuat kesulitan guru untuk memberikan penguatan lebih dari materi yang diajarkan
  3. Khusus mapel IPA, sangat sulit untuk melakukan percobaan ataupun kegiatan proyek dalam waktu yang singkat, sehingga menyebabkan peningkatan motivasi belajar dan keterampilan dasar bereksperimen dirasakan sangat kurang.
  4. Minimnya bimbingan bagi siswa-siswa yang mengikuti kegiatan lomba OSN

Dari permasalahan di atas akhirnya saya mencoba merancang kegiatan yang berupaya mengurangi permasalahan tersebut sekaligus juga memberikan dampak positif bagi murid ketika mengikuti kegiatan yang dilaksanakan.

B. Tujuan 

Adapun tujuan dari rancangan program adalah sebagai berikut:

  • Menumbuhkan semangat belajar dan rasa gembira siswa
  • Sebagai wadah untuk menumbuhkan minat dan bakat juga percaya diri di bidang sains
  • Meningkatkan perkembangan kognitif, keterampilan proses, literasi sains dan merangsang perkembangan sosial emosional anak saat melakukan eksperimen

C. Rancangan Program dengan Tahapan BAGJA

Dalam rancangan BAGJA terdapat tahapan di mana program ini di rencanakan berdasarkan aset atau sumber daya yang ada di sekolah. Hasil pemetaan sumber daya di sekolah yang saya lakukan dalam mendukung kegiatan ini adalah:

  • Modal manusia. Seperti Kepala sekolah, Rekan guru mapel-ketua laboratorium IPA, laboran, peserta didik dan orang tua
  • Modal Fisik. Laboratorium dan peralatan laboratorium, Laptop, Gawai (android)
  • Modal Lingkungan (alam). Lingkungan alam sekolah
  • Lingkungan sosial, modal politik dan juga Komunitas praktisi sekolah 
Berikut tahapan BAGJA dalam rancangan program Go Sains yang berdampak pada murid di sekolah:


E. Rencana Monitoring, Evaluasi, Pembelajaran dan Pelaporan

Kegiatan monitoring dan evaluasi juga pembelajaran serta pelaporan merupakan aktivitas yang sangat penting dilakukan untuk suatu tujuan atau program kegiatan yang dilakukan. Proses perencanaan program sampai dilaksanakannya program berupaya melakukan strategi MELR (monitoring, evaluation, learning dan reporting) supaya hasil dari program yang dilakukan bisa terukur dan berdampak. MELR merupakan strategi yang digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi program yang ada di sekolah. Berikut rencana strategi MELR pada rancangan kegiatan Go Sains-Pengembangan Diri IPA yang saya lakukan:
 
1) Monitoring
 
Pada Program Go Sains, monitoring dilakukan sebelum dan sesudah kegiatan yang dilakukan. Kegiatan ini berupaya mencari informasi sekaligus juga menganalisis kekurangan dan kelebihan serta hal-hal positif yang telah dihasilkan. Monitoring akan terus dilakukan secara periodik dan terjadwal.

2) Evaluasi (Evaluation)

Kegiatan evaluasi dimaksudkan sebuah proses penilaian yang dilakukan secara berkala terhadap suatu program yang dilakukan. Kegiatan ini secara umum dilakukan diakhir kegiatan, akan tetapi bisa juga dilakukan selama proses program sekolah sedang berjalan. Pada rencana evaluasi kegiatan Go Sains - Pengembangan Diri IPA, evaluasi akan melibatkan subjek pelaku program tersebut. Evaluator Go Saian adalah kepala sekolah, rekan guru, guru mapel IPA, laboran, murid dan melibatkan orang tua (wali).

3) Pembelajaran (Learning)

Pada rencana program Go Sains - Pengembangan Diri IPA ini dikembangkan melalui kerangka empat tingkat model atau dikenal dengan 4F (Fact, Feeling, Finding and Future). Kegiatan pembelajaran ditujukan untuk merefleksikan situasi yang terjadi dalam program yang dilakukan. Melakukan pertimbangan untuk meninjau ulang pengalaman yang sudah diperoleh dari program yang dilakukan. 

4) Pelaporan (Reporting)

Laporan adalah pesan yang ingin disampaikan secara sistematis dan objektif digunakan untuk menyajikan informasi program yang telah dilakukan. Laporan juga merupakan alat yang bisa digunakan seorang pemimpin untuk menyampaikan informasi atau memberi masukan untuk setiap pengambilan keputusan yang dilakukan. Laporan pada faktanya merupakan dokumen yang produk akhir dari program yang dilakukan.

Pada program Go Sains - Pengembangan Diri IPA, laporan yang akan saya sajikan dalam bentuk (1) Laporan kegiatan portofolio (2) Foto-foto kegiatan (3) tulisan (4) verbal (5) gambar (6) Video.

Kegiatan pelaporan program Go Sains akan disampaikan kepada pihak sekolah, kepada rekan guru / Guru mapel dan orang tua (wali).

F. Manajemen Resiko

Kegiatan melakukan pemetaan manajemen resiko harus dilakukan dalam merancang program di sekolah. Kegiatan ini merupakan satu kesatuan dalam pengembangan manajemen mutu pendidikan di sekolah. Manajemen resiko bertujuan untuk menentukan hal-hal ketidakpastian yang bisa saja terjadi, sehingga harapannya meminimalisir dan mengantisipasi hal-hal buruk muncul dari program tersebut ketika berjalan atau juga bisa menjadi solusi tindakan cepat. 

G. Pelibatan Orang tua dan Komunitas

Kolaborasi adalah hal yang sangat perlu dilakukan untuk mewujudkan program-program sekolah yang berdampak pada murid. Kegiatan Go Sain - Pengembangan Diri IPA ini pun melibatkan orang tua sebagai bentuk dukungan positif baik secara moral dan juga material. Langkah real program Go Sains dalam melibatkan orang tua antara lain:

  • Kegiatan Go Sains selain di setujui siswa karena keinginan sendiri, juga pihak orang tua/wali memberikan dukungan (persetujuan) yang tertulis kepada sekolah
  • Dibuatnya grup WA orang tua/wali khusus peserta Go Sains untuk memudahkan informasi kegiatan, komunikasi dan juga koordinasi
  • Selain itu juga, pelibatan orang tua dimaksudkan sebagai pemberi masukan, pengawas eksternal dan juga pemberi evaluasi program yang akan dilaksanakan dilakukan dengan cara via Whatsapps, tertulis atau secara langsung

Pada program Go Sains ini, pelibatan komunitas praktisi sekolah juga dilakukan. Komunitas praktisi sekolah yang dilibatkan adalah komunitas Literasi dan Pengembangan pembelajaran yang baru di bentuk CGP pada awal bulan juli 2021. Pelibatan komunitas praktisi dalam program Go Sains dimaksudkan untuk gudang informasi atau wadah informasi yang lengkap bagi siswa untuk mengetahui program-program yang dilakukan sekolah.

Berikut Format Rencana MELR dan Manajemen Resiko Dari Program Go Sains

Rancangan Program 2

JARENE (Jajanan Recehan Neh) - Makanan Receh Francy "Fabulous Nine Six Class Yeay"

A. Latar Belakang

Masa pandemi yang sudah berjalan hampir 2 tahun memberikan dampak di semua lini kehidupan, termasuk juga pada bidang ekonomi, salah satunya kantin sekolah. Kantin sebagai tempat terjadinya proses jual beli antara murid dan penjual (kantin) di sekolah, harus tutup karena keadaan di mana merebahnya kasus Covid-19 di daerah. Kondisi ini menyebabkan pada saat PTMT diberlakukan, siswa harus membawa bekal dari rumah atau hanya bisa jajan pada saat pulang sekolah

Berjalannya kegiatan PTMT sekitar hampir 2 bulan ini, ternyata membuat siswa kesulitan dalam membawa bekal, ada yang alasannya orang tua yang tidak sempat membuatkan atau karena mereka malas membawa bekal dari rumah, atau juga alasannya tidak praktis lebih enak beli di luar atau di warung lebih simpel. 

Pihak sekolah dengan aturan yang telah disepakati bersama, melarang siswa untuk keluar dari lingkungan sekolah dengan alasan "jajan". Kondisi tersebut adalah bagian dari antisipasi sekolah untuk menciptakan sekolah aman, nyaman dan bisa kondusif. Kebijakan tersebut menyebabkan siswa yang tidak membawa bekal harus menahan tidak jajan atau makan hingga pulang sekolah. 

Dari permasalahan di atas akhirnya saya mencoba merancang kegiatan yang berupaya mengurangi permasalahan tersebut sekaligus juga memberikan dampak positif bagi murid ketika melakukan kegiatan yang akan dilaksanakan.

B. Tujuan 

Adapun tujuan dari rancangan program adalah sebagai berikut:

  • Menumbuhkan semangat belajar dan rasa gembira siswa
  • Sebagai wadah untuk menumbuhkan minat dan bakat juga percaya diri di bidang kewirausahaan, kemandirian, berani dan juga kreativitas dalam berniaga
  • Mengatasi masalah "jajan" siswa di mana kantin sekolah tutup saat masa pandemi ini
  • Meningkatkan merangsang perkembangan sosial emosional anak saat melakukan jualan dengaan rekan (murid kelas lain) dan Guru sebagai pembeli.

C. Rancangan Program dengan Tahapan BAGJA

Dalam rancangan BAGJA terdapat tahapan di mana program ini di rencanakan berdasarkan aset atau sumber daya yang ada di sekolah. Hasil pemetaan sumber daya di sekolah yang saya lakukan dalam mendukung kegiatan ini adalah:

  • Modal manusia. Seperti wali kelas, siswa kelas IX.6, Guru-guru, semua murid dan wali murid kelas IX.6
  • Modal Fisik. Peralatan jualan, nampan, plastik
  • Modal Finansial. Dana KAS kelas
  • Lingkungan sosial.  Komunitas praktisi sekolah 

Berikut tahapan BAGJA dalam rancangan program JARENE - Makanan Receh Fancy yang berdampak pada murid di sekolah:

E. Rencana Monitoring, Evaluasi, Pembelajaran dan Pelaporan

Kegiatan monitoring dan evaluasi juga pembelajaran serta pelaporan merupakan aktivitas yang sangat penting dilakukan untuk suatu tujuan atau program kegiatan yang dilakukan. Proses perencanaan program sampai dilaksanakannya program berupaya melakukan strategi MELR (monitoring, evaluation, learning dan reporting) supaya hasil dari program yang dilakukan bisa terukur dan berdampak. MELR merupakan strategi yang digunakan untuk memonitor dan mengevaluasi program yang ada di sekolah. Berikut rencana strategi MELR pada rancangan kegiatan JARENE (Jajanan Recehan Neh) - Makanan Receh Fancy yang saya lakukan:
 
1) Monitoring
 
Pada Program JARENE ini proses monitoring dilakukan sebelum dan sesudah kegiatan yang dilakukan. Kegiatan ini berupaya mencari informasi sekaligus juga menganalisis kekurangan dan kelebihan serta hal-hal positif yang telah dihasilkan. Monitoring akan terus dilakukan secara periodik dan terjadwal.

2) Evaluasi (Evaluation)

Kegiatan evaluasi dimaksudkan sebuah proses penilaian yang dilakukan secara berkala terhadap suatu program yang dilakukan. Kegiatan ini secara umum dilakukan diakhir kegiatan, akan tetapi bisa juga dilakukan selama proses program sekolah sedang berjalan. Pada rencana evaluasi kegiatan JARENE, evaluasi akan melibatkan subjek pelaku program tersebut. Evaluator JARENE adalah Wali Kelas, Wali Murid, Siswa kelas IX.6 (pengurus dan TIM) dan rekan guru yang diminta oleh TIM.

3) Pembelajaran (Learning)

Pada rencana program Go Sains - Pengembangan Diri IPA ini dikembangkan melalui kerangka empat tingkat model atau dikenal dengan 4F (Fact, Feeling, Finding and Future). Kegiatan pembelajaran ditujukan untuk merefleksikan situasi yang terjadi dalam program yang dilakukan. Melakukan pertimbangan untuk meninjau ulang pengalaman yang sudah diperoleh dari program yang dilakukan. 

4) Pelaporan (Reporting)

Laporan adalah pesan yang ingin disampaikan secara sistematis dan objektif digunakan untuk menyajikan informasi program yang telah dilakukan. Laporan juga merupakan alat yang bisa digunakan seorang pemimpin untuk menyampaikan informasi atau memberi masukan untuk setiap pengambilan keputusan yang dilakukan. Laporan pada faktanya merupakan dokumen yang produk akhir dari program yang dilakukan.

Pada program Go Sains - Pengembangan Diri IPA, laporan yang akan saya sajikan dalam bentuk (1) Laporan kegiatan portofolio (2) Foto-foto kegiatan (3) tulisan (4) verbal (5) gambar (6) Video.

Kegiatan pelaporan program JARENE akan disampaikan kepada pihak sekolah, kepada rekan guru / Guru dan juga di Paguyuban Wali Murid kelas IX.6 secara khusus.

F. Manajemen Resiko

Kegiatan melakukan pemetaan manajemen resiko harus dilakukan dalam merancang program di sekolah. Kegiatan ini merupakan satu kesatuan dalam pengembangan manajemen mutu pendidikan di sekolah. Manajemen resiko bertujuan untuk menentukan hal-hal ketidakpastian yang bisa saja terjadi, sehingga harapannya meminimalisir dan mengantisipasi hal-hal buruk muncul dari program tersebut ketika berjalan atau juga bisa menjadi solusi tindakan cepat. 

G. Pelibatan Orang tua dan Komunitas

Kolaborasi adalah hal yang sangat perlu dilakukan untuk mewujudkan program-program sekolah yang berdampak pada murid. Kegiatan Go Sain - Pengembangan Diri IPA ini pun melibatkan orang tua sebagai bentuk dukungan positif baik secara moral dan juga material. Langkah real program Go Sains dalam melibatkan orang tua antara lain

  • Kegiatan JARENE selain di setujui siswa terutama kelas IX.6 karena keinginan sendiri untuk mengembangkan KAS kelas, meningkatkan keterampilan kewirausahan, kemandiriaan dan kreativitas, juga pihak orang tua/wali memberikan dukungan secara lisan pada grup Paguyuban Wali Murid Kelas IX.6
  • Selain itu juga, pelibatan orang tua dimaksudkan sebagai pemberi masukan, pengawas eksternal dan juga pemberi evaluasi program yang akan dilaksanakan dilakukan dengan cara via Whatsapps, tertulis atau secara langsung

Pada program JARENE ini, pelibatan komunitas praktisi sekolah juga dilakukan. Komunitas praktisi sekolah yang dilibatkan adalah komunitas Literasi dan Pengembangan pembelajaran yang baru di bentuk CGP pada awal bulan juli 2021. Pelibatan komunitas praktisi dalam program JARENA dimaksudkan untuk gudang informasi atau wadah informasi yang lengkap bagi siswa untuk mengetahui program-program yang dilakukan sekolah.

Berikut Format Rencana MELR dan Manajemen Resiko Dari Program JARENE (Jajanan Recehan Neh) - Makanan Receh Faancy

Demikian Rancangan Program yang berdampak pada murid pada kegiatan Demonstrasi Kontekstual Modul 3.3, akan ditunjukkan pada kegiatan Aksi Nyata modul 3.3. Tunggu kisahnya.

Terima Kasih 

2 komentar:

  1. Ini dikhususkan untuk kelas pak Anton atau menjadi program sekolah yang diikutkan oleh semua guru IPA? Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini untuk siswa yang memiliki minat ke IPA saja dari kelas 7-9. Semua guru IPA juga laboran terlibat di go Sains ini

      Hapus