Halaman

Jumat, 15 Oktober 2021

Koneksi Antar Materi Modul 3.3


Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Murid

Alhamdulillah, Bersyukur kepada Allah SWT telah menjadi bagian yang terus "belajar bergerak berbagi untuk negeri". Bukan menjadi terbaik ketika berada di CGP ini, akan tetapi karena banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. 

A. Pengantar

Pada kesempatan kali ini, saya coba menyajikan sebuah artikel sebagai bentuk rangkuman pemahaman dari aktivitas kegiatan yang saya lakukan pada Pendidikan Calon Guru Penggerak dari modul 1.1 hingga modul 3.3 saat ini. Saya mencoba berupaya mengkoneksikan semua materi sehingga menjadi kesatuan yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya juga berharap bisa dengan mudah untuk dipahami maknanya. Dalam penulisan artikel ini juga, kami diberikan beberapa pertanyaan panduan untuk mendukung dan memudahkan dalam melakukan koneksi materi dari modul Pendidikan Guru Penggerak yang sudah kami dapatkan. 

B. Hal-hal menarik yang saya dapat tarik dari pembelajaran modul materi Pengelolaan program yang berdampak pada murid sehingga ada keterkaitan antar materi yang diberikan

Selalu ada yang menarik buat saya pribadi ketika mempelajari modul demi modul Pendidikan Guru Penggerak ini. Mulai dari modul 1.1 tentang dasarnya konsep dan filosofi pendidikan ideal di indonesia sampai modul 3.3 kali ini tentang Pengelolaan program yang berdampak pada murid. Hal menarik yang saya dapatkan di mempelajari modul ini ada beberapa hal, yaitu:

  1. Bagaimana sekolah - guru mampu merancang atau membuat serta melakukan program-program yang memiliki dampak bagi murid
  2. Program ini, harus memiliki korelasi antara visi misi sekolah, minat-kebutuhan murid serta harapan dari semua warga sekolah
  3. Menarik pula, bahwa program yang dirancang haruslah menyesuaikan pemetaan aset atau sumber daya sekolah, sehingga sumber daya tersebut menjadi optimal dan berdaya guna dalam pemanfaatannya
  4. Selain itu juga pemanfaatan tahapan BAGJA tetap diperlukan dalam merancang program yang berdampak pada murid. Paradigma yang dipakai adalah Inkuiri Apresiatif (IA) dengan pendekatan berbasis kekuatan.
  5. Perlunya dilakukan perancangan pengembangan manajemen resiko dalam setiap program sekolah yang untuk meminimalisir hal-hal buruk yang mungkin bisa saja terjadi atau mengantisipasi ketidakpastian dari hal (musibah) menimpa
  6. Bagian yang terpenting dan menarik untuk dipelajari juga adalah strategi MELR yang digunakan dalam proses monitoring, evaluasi, pembelajaran dan laporan dalam setiap program yang dilakukan

Tahapan yang penting dalam rencana program sekolah kemudian proses pelaksanaan adalah Proses monitoring dan evaluasi. Tahapan atau metode yang bisa dikembangkan adalah dengan menggunakan metode MELR (monitoring, evaluation, learning and reporting)

MELR (monitoring, evaluation, learning and reporting)

1) Monitoring

Merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengawasan dan pengendalian yang dilaksanakan sebagai bentuk umpan balik pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan. kegiatan monitoring dilakukan dengan melihat langsung pelaksanaan program kegiatan untuk mengetahui sesuai tidak antara perencanaan dengan keberhasilan program.

2) Evaluasi

Merupakan proses pengukuran hasil yang akan dicapai dibandingkan sasaran yang telah ditentukan sebagai bahan penyempurnaan perencaan dan pelaksanaan. Adapun prinsip yang dipakai dalam evaluasi yaitu:

  • menyeluruh
  • berkesinambungan
  • objektif
  • hasil evaluasi bisa digunakan sebagai penghargaan dan pendorong bagi yang belum berhasil

Teknik yang biasa digunakan dalam melakukan evaluasi adalah sebagai berikut:

  • Dilakukan dengan observasi secara langsung
  • dengan isian singkat
  • melalui wawancara
  • berperan-serta dengan peserta
3) Learning (Pembelajaran)

Dalam tahapan strategi pembelajaran ini, menurut Dr. Roger Greenway seorang ahli di bidang pelatihan guru dan juga fasilitator, beliau merancang kerangka kerja strategi pembelajaran (Learning) melalui empat tingkat model. Model ini dikenal dengan istilah 4 F; yaitu:
  1. Fact (Fakta) adalah catatan objektif tentang apa yang terjadi
  2. Feeling (perasaan) adalah reaksi emosional terhadap situasi
  3. Finding (temuan) adalah pembelajaran konkret yang dapat diambil dari situasi tersebut
  4. Future (masa depan) adalah menyusun pembelajaran yang digunakan di masa depan
4) Reporting (pelaporan)

Pelaporan atau laporan merupakan alat bagi pimpinan untuk menginformasikan atau memberikan masukan untuk setiap pengambilan keputusan yang diambilnya. Oleh karena itu laporan harus dibuat secara akurat, lengkap dan objektif. Dalam prakteknya laporan adalah sebuah dokumentasi yang merupakan produk akhir dari suatu kegiatan.

Bagian yang terpenting lainnya dalam menyusun suatu rencana program sekolah adalah menyusun Manajemen resiko. Manajemen resiko merupakan bagian dari manajemen mutu sekolah atau mutu pendidikan. Kegiatan ini merupakan rancangan ketidakpastian yang mungkin bisa terjadi dan dibuat agar meminimalisir dampak buruk atau menjadi solusi tindakan cepat. 

Dalam melihat resiko yang sering terjadi dalam suatu rancangan program, maka ada beberapa tipe resiko di lembaga pendidikan, meliputi:
  • Resiko strategis merupakan resiko yang memungkinkan berpengaruh terhadap kemampuan organisasi mencapai tujuan
  • Resiko keuangan, merupakan resiko yang memungkinkan berakibat berkurangnya aset
  • Resiko operasional, merupakan resiko yang berdampak pada keberlangsungan proses manajemen
  • Resiko pemenuhan, merupakan resiko yang berdampak pada kemampuan proses dan prosedural internal untuk memenuhi hukum serta peraturan yang berlaku
  • Resiko reputasi, merupakan resiko yang berdampak pada reputasi dan merk lembaga

Dalam resiko yang perlu diketahui pula yaitu tentang tahapan dari manajemen resiko, sebagai berikut:
  • indentifikasi jenis resiko
  • pengukuran resiko
  • melakukan strategi dalam pengendalian resiko
  • melakukan evaluasi terus-menerus, maju dan berkelanjutan
C. Hasil keterkaitan antar modul yang sebelumnya dengan modul 3.3 

Pada modul 1.1 tentang Filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara di mana beliau menyampaikan tentang konsep pendidikan yang merupakan Proses menuntun dilakukan guru untuk memerdekakan belajar murid akan cepat terrealisasi dengan program-program sekolah yang berdampak pada murid. Rencana Program-program sekolah yang mengarahkan dan menuntun murid untuk bisa hidup sesuai dengan kodrat alam dan zamannya. Kegiatan itu pun haruslah selaras dengan visi-misi sekolah yang mengacu pada perwujudan profil pelajar pancasila yang mampu meningkatkan segala potensi yang dimiliki murid, sehingga bisa berkembang secara maksimal.

Dalam menyusun program, sekolah akan merancang sebuah program yang dapat dirasakan dan berdampak pada pengembangan murid dan sekolah itu sendiri. Program yang berdampak murid akan didapatkan dengan menyusun program tersebut secara kolaboratif dan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki. Kekuatan yang dikembangkan agar memiliki kekhasan sendiri yang membedakan dengan sekolah lainnya. Proses penyusunan program tersebut mengimplementasikan tahapan BAGJA dengan menerapkan pendekatan inkuiri apresiatif. Tahapan BAGJA adalan B-buat pertanyaan, A-ambil pelajaran, G-gali mimpi, J-jabarkan rencana, A-atur eksekusi.

Selain itu, keterkaitan materi ini juga pada materi pemimpin dalam mengelola sember daya. Segala asset/kekuatan/potensi yang dimiliki sekolah haruslah dipetakan, dikelola dan dimanfaatkan untuk mendukung dan mewujudkan program yang berdampak pada murid. Program yang berdampak pada murid akan cepat dan tepat terlaksana jika asset-aset dimiliki sekolah dapat dimaksimalkan dan berdaya guna. Lakukan pengembangan aset berdasarkan basis kekuatan dan berbasis positif.

D. Bagaimana Kaitan Semua Materi dengan Saya sebagai Guru Penggerak

Kaitannya ada pada nilai dan peran guru penggerak itu sendiri. Nilai dan peran guru penggerak menciptakan suatu tugas atau fungsi guru penggerak yang menciptakan atau bersama mewujudkan program-program yang berdampak pada murid dengan memetakan sumber daya yang ada di sekolah sebagai modal atau aset kekuatan. Program ini dibuat berdasarkan kebutuhan, minta ataupun kodrat yang dimiliki murid dalam belajar yang merdeka. Proses menuntun adalah hal yang selalu dilakukan untuk mengembangkan potensi (kodrat) anak sesuai alam dan zamannya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar