Halaman

Jumat, 29 Oktober 2021

Aksi Nyata Modul 3.3 JARENE

Logo Makanan Receh Fancy

Program yang Berdampak Pada Murid 2
"JARENE (JAJANAN RECEHAN NEH)" Makanan Receh FANCY
Fabulous Six Nine Class Yeay

Alhamdulillah, Bersyukur kepada Allah SWT telah menjadi bagian yang terus "belajar bergerak berbagi untuk negeri". Bukan menjadi terbaik ketika berada di CGP ini, akan tetapi karena banyak kekurangan yang perlu diperbaiki.

Kembali kita bertemu pada rajutan cerita berbagi aksi-aksi nyata yang dilakuan dalam ruang CGP. Pada kesempatan kali ini, saya CGP mencoba menuangkan aktivitas Kegiatan Aksi Nyata Modul 3.3 yaitu sebuah dokumentasi Program sesi Demonstrasi Kontekstual yang terlaksana di sekolah pada bahasan Pengelolaan Program yang Berdampak Pada Murid.

Pada kegiatan Aksi Nyata yang saya sajikan ini merupakan kegiatan Aksi Nyata program yang berdampak pada murid ke-2 yang berjudul JARENE (Jajanan Recehan Neh)- Makanan Receh FANCY (Fabulous Nine Six Class Yeay) dalam bentuk komponen 4F yaitu Fact (persitiwa), Feelings (perasaan), Findings (temuan pembelajaran) dan Future (penerapan masa depan). Kegiatan aksi nyata ini disajikan dalam bentuk portofolio dengan dilengkapi foto-foto pendukung kegiatan.

JARENE (Jajanan Recehan Neh) Makanan Receh Fancy adalah program kreatif kolaboratif antara wali kelas (CGP-Anton Wardani) bersama siswa kelas IX.6 yang memanfaatkan dan KAS kelas dalam upaya meningkatkan keterampilan kewirausahaan, keberanian, kemandirian dan kreativitas dalam berniaga.

Motto JARENE " Modal Receh, Harga Receh tapi Rasa dan Untung Tidak Recehan "

I. Fact ( Fakta Peristiwa )

a) Latar Belakang

Salah satu program yang berdampak pada murid yang saya rancang dan sudah saya lakukan adalah JARENE (Jajanan Recehan Neh)-Makanan Receh FANCY "Fabulous Nine Six Class Yeay". Ini adalah program yang saya sebagai wali kelas bersama siswa-siswa saya kelas IX.6. Kegiatan ini dilatarbelakangi karena di masa pandemi yang sudah berjalan hampir 2 tahun memberikan dampak di semua lini kehidupan, termasuk juga pada bidang ekonomi, salah satunya kantin sekolah. Kantin sebagai tempat terjadinya proses jual beli antara murid dan penjual (kantin) di sekolah, harus tutup karena keadaan di mana merebahnya kasus Covid-19 di daerah. Kondisi ini menyebabkan pada saat PTMT diberlakukan, siswa harus membawa bekal dari rumah atau hanya bisa jajan pada saat pulang sekolah

Berjalannya kegiatan PTMT sekitar hampir 2 bulan ini, ternyata membuat siswa kesulitan dalam membawa bekal, ada yang alasannya orang tua yang tidak sempat membuatkan atau karena mereka malas membawa bekal dari rumah, atau juga alasannya tidak praktis lebih enak beli di luar atau di warung lebih simpel. 

Pihak sekolah dengan aturan yang telah disepakati bersama, melarang siswa untuk keluar dari lingkungan sekolah dengan alasan "jajan". Kondisi tersebut adalah bagian dari antisipasi sekolah untuk menciptakan sekolah aman, nyaman dan bisa kondusif. Kebijakan tersebut menyebabkan siswa yang tidak membawa bekal harus menahan tidak jajan atau makan hingga pulang sekolah. 

Masa pandemi yang sudah berjalan hampir 2 tahun memberikan dampak di semua lini kehidupan, termasuk juga pada bidang ekonomi, salah satunya kantin sekolah. Kantin sebagai tempat terjadinya proses jual beli antara murid dan penjual (kantin) di sekolah, harus tutup karena keadaan di mana merebahnya kasus Covid-19 di daerah. Kondisi ini menyebabkan pada saat PTMT diberlakukan, siswa harus membawa bekal dari rumah atau hanya bisa jajan pada saat pulang sekolah

Berjalannya kegiatan PTMT sekitar hampir 2 bulan ini, ternyata membuat siswa kesulitan dalam membawa bekal, ada yang alasannya orang tua yang tidak sempat membuatkan atau karena mereka malas membawa bekal dari rumah, atau juga alasannya tidak praktis lebih enak beli di luar atau di warung lebih simpel. 

Pihak sekolah dengan aturan yang telah disepakati bersama, melarang siswa untuk keluar dari lingkungan sekolah dengan alasan "jajan". Kondisi tersebut adalah bagian dari antisipasi sekolah untuk menciptakan sekolah aman, nyaman dan bisa kondusif. Kebijakan tersebut menyebabkan siswa yang tidak membawa bekal harus menahan tidak jajan atau makan hingga pulang sekolah. 

Dari permasalahan di atas akhirnya saya mencoba merancang kegiatan yang berupaya mengurangi permasalahan tersebut sekaligus juga memberikan dampak positif bagi murid ketika melakukan kegiatan yang akan dilaksanakan. Program JARENE ini juga sebelumnya memetakan kekuatan aset yang ada, yaitu:

  • Modal manusia. Seperti wali kelas, siswa kelas IX.6, Guru-guru, semua murid dan wali murid kelas IX.6
  • Modal Fisik. Peralatan jualan, nampan, plastik
  • Modal Finansial. Dana KAS kelas IX.6
  • Lingkungan sosial.  Komunitas praktisi sekolah

b) Tujuan 

Adapun tujuan dari rancangan program adalah sebagai berikut:

  • Menumbuhkan semangat belajar dan rasa gembira siswa
  • Sebagai wadah untuk menumbuhkan minat dan bakat juga percaya diri di bidang kewirausahaan, kemandirian, berani dan juga kreativitas dalam berniaga
  • Mengatasi masalah "jajan" siswa di mana kantin sekolah tutup saat masa pandemi ini
  • Meningkatkan merangsang perkembangan sosial emosional anak saat melakukan jualan dengaan rekan (murid kelas lain) dan Guru sebagai pembeli.
c) Tolak Ukur Keberhasilan

Adapun tolak ukur keberhasilan dari program JARENE ini adalah:
  • Kegiatan ini menjual produk jajanan recehan,harga berkisar Rp. 1.000 - Rp. 5.000
  • Kegiatan ini menggunakan KAS kelas IX.6 yang dikembangkan untuk modal usaha kegiatan JARENE
  • TIM JARENE adalah siswa kelas IX.6 yang semangat mengikuti kegiatan ini dan mendapatkan pelajaran tentang keterampilan kewirausahaan, kemandirian, keberanian dan kreativitas
  • Mampu menumbuhkan sikap emosional dan sosial ketika melakukan kegiatan JARENE
  • KAS kelas IX.6 semakin bertambah untuk kemudian dikembangkan sebagai modal kegiatan serta kegiatan sekolah lainnya.
d) Linimasa yang dilakukan dalam Tahapan BAGJA

Berikut tahapan BAGJA dalam rancangan program JARENE - Makanan Receh Fancy yang berdampak pada murid di sekolah:

e) Deskripsi Kegiatan

Setelah koordinasi antara wali kelas (CGP) dan juga TIM JARENE, kegiatan ini kemudian lounching pada hari Jum'at tanggal 15 Oktober 2021 yang juga merupakan kegiatan Perdana sekaligus uji coba untuk melihat respon awal pembeli. Pada aksi perdana ini TIM JARENE menjual 5 mika pisang crispy dengan modal Rp.10.000. Alhmdulillah respon pembeli (siswa kelas lain) baik dan produk habis terjual dengan keuntungan Rp. 2.000.
Tim JARENE bersama Wali Kelas IX.6 (Anton Wardani)
TIM JARENE - Kelas IX.6 FANCY
Showtime TIM JARENE

Kegiatan JARENA selanjutnya dilakukan pada hari Senin tanggal 18 Oktober 2021. TIM JARENE menjual tiga produk yang berbeda dengan rincian sebagai berikut:
  • Puding mangga 15 Pics dengan modal Rp. 53.000 mendapat untung sebesar Rp. 7.000
  • Pisang Crispy 10 mika dengan modal Rp. 20.000 mendapat untung sebesar Rp. 5.000
  • Kerupuk Seblak 26 Pics dengan modal Rp. 55.000 mendapat untung sebesar Rp. 10.000
  • Kerupuk basreng 5 pics dengan modal Rp.10.000 mendapat untung sebesar Rp. 2.500
Modal yang dikeluarkan Dari KAS Kelas IX.6 untuk kegiatan JARENE ini sebesar Rp. 133.000 mendapat keuntungan sebesar Rp. 24.500, Alhamdulillah.

Berikut produk jajanan dan hasil dari kegiatan JARENE yang dilakukan selama bulan Oktober 2021 ini:
a) Hari Kamis, 21 Oktober 2021
  • Pisang Crispy 15 mika dengan modal Rp. 30.000 mendapat untung sebesar Rp. 7.500
  • Lumpia cokelat 20 biji dengan modal Rp. 10.000 mendapat untung sebesar Rp. 3.000
  • Keripik basreng 12 pics dengan modal Rp. 28.000 mendapat untung sebesar Rp. 2.000
  • Kerupuk seblak 55 pics dengan modal Rp. 90.000 mendapat untung sebesar Rp. 47.500
b) Hari Selasa, 26 Oktober 2021
  • Pisang Crispy 10 mika dengan modal Rp.20.000 mendapat untung sebesar Rp. 5.000
  • Sosis gulung 10 mika dengan modal Rp. 30.000 mendapat untung sebesar Rp.10.000
Kegiatan JARENE ini sebelumnya, TIM sudah mempromosikan di media sosial masing-masing, salah satunya di status Whatsapps. TIM membuat media canva untuk mempromosikan produk yang akan dijual.
Media promosi TIM JARENE dengan media Canva 

Sasaran pembeli pada kegiatan JARENE kali ini adalah Guru-guru dan tenaga pendidik yang ada di sekolah. Respon yang baik disampaikan oleh guru-guru dalam kegiatan ini dengan membeli produk JARENE sampai habis, serta memberikan testimoni yang luar biasa tentang rasa dan kreativitas jajanan yang dijual.
Ibu Nofia Fauzia guru pertama sebagai pembeli kegiatan JARENE ini

Guru-guru membeli produk jajanan TIM JARENE

II. Feeling (Perasaan)

Perasaan saya ketika melakukan Aksi Nyata kegiatan JARENE ini bersama anak-anak kelas IX.6 sangat senang. Program ini tujuannya adalah mengembangkan keterampilan kewirausahaan, kemandirian, keberanian dan kreativitas anak atau siswa, alhamdulillah berhasil dan sukses. Respon anak-anak kelas IX.6 sekaligus TIM JARENE sangat baik, mereka senang bisa belajar jualan, membuat berani dan tidak malu berjualan dengan teman-teman kelas lainnya juga guru mereka. Antusias TIM JARENE selalu dimunculkan dalam pendapat ketika koordinasi, seperti menyampaikan produk-produk jajanan yang akan dijual untuk besoknya.

Perasaan senang sekaligus juga bangga dengan kegiatan ini, karena respon pembeli (guru dan siswa lainnya) baik. Selelu habis ketika TIM JARENE berjualan pada waktu istirahat. Dukungan orang tua yang juga baik, ketika program ini disampaikan pada grup Paguyuban wali murid. Mereka mendukung dan juga menyampaikan ide-ide makanan atau jajanan apa yang bisa dijual dengan modal kecil, rasa enak tapi keuntungan lumayan besar.

III. Findings (Pembelajaran)

Dalam Aksi Nyata Program JARENE (Jajanan Recahan Neh) - Makanan Receh FANCY ini sangat bermanfaat untuk bisa dilakukan selain untuk mengembangkan keterampilan berniaga atau kewirausahaan, meningkatkan kemandirian dalam penggunaan dana, keberanian dan kreativitas juga memberikan dampak pada murid. Ada tiga yang bisa diambil pembelajaran dalam kegiatan JARENE ini, yiatu:
  1. Alokasi pembelian produk jajanan masih kurang tepat, TIM masih membeli produk jajanan dari pihak kedua, sehingga menyebabkan harga jual terlalu tinggi
  2. Ketika menemukan selisih harga beli dengan harga jual, TIM JARENE menyatakan kebahagiaan yang luar biasa
  3. Membuat produk jajanan sendiri sehingga bisa mengukur antara modal dengan penjualan
Selain itu juga pembelajaran yang bisa diambil dalam kegiatan ini adalah Merencanakan program harus tahu bagaimana bisa mengelola resiko yang mungkin terjadi. Adapun tahapannya sebagai berikut:

1) Identifikasi Resiko
Ada beberapa resiko yang ditemukan dalam kegiatan aksi nyata JARENE ini seperti:
  1. Dana yang sedikit kemudia jajanan produk tidak laku dijual, menyebabkan tidak bisa melakukan penjualan lagi karena modal sudah terpakai semua
  2. Jajanan (kue basah) yang memiliki masa kadaluarsa hanya satu hari, sangat rentan basi bila tidak habis dibeli.
  3. Siswa atau guru tidak membeli produk jualan TIM JARENE
2) Pengukuran Resiko
Pengukuran resiko berdasarkan kecil, sedang dan berat. Dalam manajemen resiko, saya jabarkan sebagai berikut:
  • Untuk kehabisan dana modal jualan ini termasuk dalam resiko besar, untuk
  • Untuk makanan yang tidak laku terjual, ini termasuk resiko kecil
  • Untuk siswa atau guru tidak memberi produk jualan TIM JARENE, ini termasuk resiko sedang
  • Kejenuhan TIM JARENE dalam melakukan kegiatan, ini termasuk dalam resiko sedang
  • Waktu penjualan berbenturan dengan waktu tidak efektif (libur atau pasca ujian PAS), ini termasuk resiko sedang
3) Strategi Pengendalian Resiko
Ada beberapa strategi dari resiko kegiatan JARENE ini saya lakukan, yaitu:
  • Menjual makanan yang memiliki masa kadaluarsa lebih lama
  • Melakukan koordinasi kelas untuk mengadakan suntikan dana atau mencari dana talangan sebagai tambahan modal
  • Menjual produk yang menarik, enak, sehat dan murah
  • Melakukan evaluasi dan pemberian semangat kepada TIM JARENA
  • Untuk sementara kegiatan JARENE dihentikan, karena tidak efektif
4) Monitoring dan evaluasi
Salah satu kegiatan yang kami lakukan dalam kegiatan JARENE ini adalah proses monitoring dan evaluasi. Monitoring dilakukan oleh saya selaku wali kelas atau CGP dan juga pengurus kelas. Data yang berupa rekapan penjualan dan juga masukkan dari pembeli (guru atau siswa lainnya)kami ambil berdasarkan wawancara langsung atau melalui observasi. Sedangkan untuk kegiatan evaluasi akan kami lakukan selama program JARENE ini berjalan, sehingga kedepan lebih baik lagi.

IV. Future (Masa Depan)

Kegiatan aksi nyata yang sudah saya lakukan bersama siswa kelas IX.6 ini disusun berdasarkan rencana hingga evaluasi. Kegiatan ini sudah kami anggap berhasil dan bisa menjadi tolak ukur keberhasilan dari program-program yang akan dibuat selanjutnya. Saya juga berharap semoga program JARENE (Jajanan Recehan Neh) ini bisa dikembangkan di sekolah atau mungkin ada guru lain yang terinspirasi untuk melakukan program yang dengan kemasan yang berbeda disekolahnya.

Berikut Laporan Kegiatan JARENE
 

Berikut Dokumentasi Kegiatan JARENE


Demikian Aksi Nyata program JARENE yang saya lakukan bersama siswa kelas IX.6 semoga bisa memberikan manfaat bagi semuanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar