Halaman

Sabtu, 02 Oktober 2021

Aksi Nyata Modul 3.1

Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran


Alhamdulillah, Bersyukur kepada Allah SWT telah menjadi bagian yang terus "belajar bergerak berbagi untuk negeri". Bukan menjadi terbaik ketika berada di CGP ini, akan tetapi karena banyak kekurangan yang perlu diperbaiki.

Kembali kita bertemu pada rajutan cerita berbagi aksi-aksi nyata yang dilakuan dalam ruang CGP. Pada kesempatan kali ini, saya CGP mencoba menuangkan aktivitas Kegiatan Aksi Nyata Modul 3.1 yaitu sebuah dokumentasi Rancangan Program sesi Demonstrasi Kontekstual yang terlaksana di sekolah pada bahasan Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran. 

Pada kegiatan Aksi Nyata ini, saya menuliskannya dalam bentuk komponen 4F yaitu Fact (persitiwa), Feelings (perasaan), Findings (temuan pembelajaran) dan Future (penerapan masa depan). Proses pengambilan keputusan sebagai pembelajaran ini melalui acuan menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam pengambilan keputusan berdasarkan kasus pilihan yang terjadi di sekolah asal. Kegiatan aksi nyata ini disajikan dalam bentuk portofolio dengan dilengkapi foto-foto pendukung kegiatan.

A. Fakta (Fact)

Peristiwa 1

Dalam peristiwa 1 adalah kesibukan guru-guru dalam pengisian data di info GTK. Kegiatan ini terkadang menyita waktu efektif guru dalam pembelajaran dan juga waktu efektif bekerja lainnya. Peralatan internet dan juga koneksi sinyal yang tidak stabil ketika harus dilakukan penginputan data pada waktu siang hari menjadi alasan pendukung dan ditambah lagi ada beberapa rekan guru  yang penguasaan komputer masih minim. Terkadang dalam kegiatan pengisian data PTK  masih sering tertunda dengan beberapa kegiatan yang lain di sekolah; seperti pengisian data mandiri MY SAPK atau persiapan AKM di sekolah.

Saya mencoba menginventarisir permasalahan dalam pengisian mandiri data PTK ini selain sinyal yang kurang stabil pada siang hari sehingga banyak kesulitan dari beberapa rekan guru antara lain:

  1. Merasa khawatir salah dalam menginput data pribadi
  2. Banyak waktu yang ter-porsi untuk pengisian ini, bahkan terkadang mengambil waktu belajar di kelas
  3. Kemampuan IT yang terbatas

Kejadian ini kemudian saya usulkan kepada waka-kurikulum untuk bisa membuat keputusan kebaikan bersama. Saya mencoba mengajak diskusi rekan-rekan guru di grup WA kemudian dikusi dengan ibu Aida Novida, S.Pd. tentang permasalahan ini secara pribadi. Menyampaikan beberapa permasalahan dan kesulitan yang dihadapi rekan-rekan guru terkait pengisian data pribadi di Info GTK. 

Dari hasil diskusi dengan rekan -rekan dengan mempertimbangkan beberapa alasan diperoleh bahwa keputusan bahwa adanya tenaga (khusus) yang membantu kegiatan pengisian data guru; dan itu dilakukan oleh Operator Sekolah (OPS) yang sudah ada. Akan tetapi saat ini kondisi OPS sedang terjadi double pekerjaan di sekolah yaitu sebagai OPS juga sebagai guru dan menjadi proktor AKM bulan Oktober 2021 ini. Hal tersebut kemudian menjadi alasan dalam pembagian waktu untuk pekerjaannya.  

Akhirnya, melihat situasi dan kondisi ini saya mencoba melakukan diskusi dengan waka-kurikulum sebanyak dua kali di sekolah. Diskusi santai tapi meminta pendapat juga sekaligus keputusan yang akan diambil dengan kondisi tersebut. Selain diskusi membahas masalah tersebut saya juga menyampaikan pengetahuan tentang bagaimana cara mengambil keputusan yang tepat dengan memulainya dari indentifikasi masalah, menentukan paradigma, prinsip dan melakukan 9 langkah dalam pengambilan keputusan.


Diskusi dengan ibu Aida Novida (waka-kurikulum), 2 Oktober 2021
Diskusi dengan ibu Aida Novida (waka-kurikulum), 30 September 2021

Kegiatan diskusi juga saya lakukan ke temen-teman rekan guru untuk mendapatkan beberapa hasil suara. Rekan guru sangat menyetujui bila tenaga OPS itu melakukan peran untuk membantu guru dalam pengisian data GTK. Kalaupun kemudian, Tenaga OPS ada banyak kendala, maka rekan guru memutuskan untuk mencari tenaga OPS yang baru sehingga memudahkan rekan guru dalam tugas-tugas administrasi dan tenaga OPS yang lama diberikan tugas sebagai guru penuh, sehingga lebih fokus dalam pembelajaran di kelas. 

Diskusi bersama rekan guru di kantor, 2 Oktober 2021
Nani Maryati, Aprilasari, Anton Wardani, Eni Nuraisah, Elly Haryanti

Dari kegiatan diskusi ini, selain saya mentransfer pengetahuan tentang cara pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran ke rekan-rekan guru dengan menyampaikan paradigma, prinsip dan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengambilan suatu keputusan, saya juga berupaya bertindak sebagai coach bagi rekan guru untuk bisa meng-eksplore masalah dan menemukan solusi sendiri dari masalah yang dihadapi. Akhirnya, dengan pengetahuan dan waktu yang ada bisa belajar untuk mengambil keputusan yang tepat menurut sudut padang kami berdasarkan masalah yang dihadapi .

Alhmadulillah, pada diskusi dengan rekan guru dan juga waka-kurikulum akhirnya kita mendapatkan keputusan bahwa akan mencari operator sekolah (OPS) baru sehingga tugas guru bisa terbantu. Kemudian OPS lama akan lebih fokus menjadi guru mata pelajaran, sehingga tugas dan fungsi gurunya lebih efektif. Keputusan yang diambil ini belum final karena kepala sekolah belum memberikan masukan juga pertimbangan. Apresiasi rekan guru sebagai Keputusan awal ini kemudian akan sampaikan oleh waka-kurikulum kepada kepala sekolah untuk menjadi keputusan akhir.

Alasan Mengambil masalah ini sebagai aksi nyata karena, masalah ini sangat memberikan pengaruh dari kerja rekan, baik dari sisi waktu ataupun efektif dan kemanfaatan. Pada proses di lapangan, kegiatan pengisian data banyak menggunakan waktu bahkan terkadang mengambil waktu belajar siswa. Selain itu, sinyal yang kurang stabil mempengaruhi proses penginputan data yang menyebabkan pekerjaan semakin tidak efektif.

Peristiwa 2

Kembali saya melakukan transfer keilmuan pada materi Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Pada kali ini saya berdiskusi dengan guru BK sekaligus guru PAK (Pendidikan Anti Korupsi). Antusias guru BK dalam berdiskusi tentang cara pengambilan keputusan dari suatu masalah sangat baik. Guru BK banyak berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam menyikapi masalah anak dan langkah apa dalam memutuskan hasil akhirnya. Bagi saya, guru BK sudah memiliki langkah tersendiri yang terstruktur dengan baik dalam proses pengambilan keputusan. 

Saya mencoba mencerna hak tersebut karena guru BK sudah terbiasa menghadapi anak-anak yang segudang masalahanya. Ketika saya sampaikan tentang paradigma, prinsip dan langkah, guru BK sudah bisa memilih bagian mana yang ia lakukan dari keputusan yang diambil. Kegiatan diskusi ini saya lakukan pada tanggal 30 September 2021.

Diskusi dengan guru BK 1.  membahas cara pengambilan keputusan
Nafisa Widyagogi-Anton Wardani

Diskusi dengan guru BK 2 membahas langkah dalam pengambilan keputusan
Noviari Widiaasytuti-Anton Wardani

B. Perasaan (Feeling)

Perasaan melakukan aksi nyata ini, saya merasa senang sekaligus mengalami dilema etika. Senang karena upaya penerapan berbagi ilmu pengetahuan bisa saya lakukan kepada rekan sejawat serta mendapatkan respon yang baik. Dilema etika, karena keputusan dalam identifikasi dua pertentangan keadilan lawan kasihan dengan prinsip pengambilan berbasis jangka panjang. Situasi keadilan bahwa ada hak guru yang juga harus diperhatikan, agar waktu kegiatan belajar digunakan secara efektif yang tidak banyak disibukan dengan kegiatan administrasi. Kasihan, karena harus melepaskan tanggung jawab OPS lama kepada OPS yang baru.

Tapi, keputusan diambil berdasarkan analisis dan pertimbangan bersama, jadi setelah aksi nyata ini "tenang" yang saya dapatkan. Keputusan ini mengacu pada prinsip jangka panjang kedepannya.

C. Temuan (Finding)

Adapun yang saya temukan dalam kegiatan aksi nyata dalam peristiwa 1 dan peristiwa 2 adalah setiap masalah yang dihadapkan pasti memiliki pertentangan diantaranya, dan kesulitan bagi individu adalah mengungkapan pertentangan tersebut. Dalam pengambilan keputusan, masing-masing rekan guru memiliki cara pandang yang berbeda dan unik. Kondisi ini tergantung bagaimana rekan guru memahami sebuah masalah atau tidak. Untuk hal pengambilan keputusan, rekan guru juga memiliki teknik pengambilan yang berbeda; kebanyakan keputusan yang diambil berdasarkan keputusan pribadi yang menjadi dominan.

Pada Peristiwa 1, saya juga menerapkan praktek coaching untuk waka-kurikulum menemukan jawaban dari masalah yang dihadapkan. Alhamdulillah, ternyata kombinasi coaching sangat efektif dipadukan dalam proses pengambilan sebuah keputusan yang tepat dan baik secara universal.

Pada peristiwa 2, saya pun mendapatkan pembelajaran tengan guru BK mengambil keputusan. Keputusan guru BK hasil indentifikasi masalah yang dihadapi, dan mereka harus bisa menghasilkan solusi - solutif dari setiap masalah yang ditemukan.

Kegagalan yang ditemukan dalam kegiatan ini adalah koordinasi dan rapat dengan kepala sekolah yang belum terpenuhi.

D. Masa Depan (Future)

Untuk rancangan masa depan atau penerapan masa depan adalah bagaimana proses pengambilan keputusan dengan langkah awal yaitu mengidentifikasi masalah yang dihadapai harus dilakukan dalam setiap masalah. Proses bagaimana bisa menentukan pertentangan yang ada, dengan kemudian menentukan paradigma yang mengacu prinsip serta melakukan langkah-langkah yang tepat dalam pengambilan keputusan.

Saya berharap dan juga membayangkan, ketika setiap pengambilan keputusan dilakukan dengan langkah seperti ini, maka akan meminimalisir keputusan yang salah atau merugikan.

5 komentar: