REFLEKSI FILOSOFI KI HAJAR DEWANTARA
( ANTON WARDANI, S.Pd. )
1. Latar belakang
Globalisasi dan perkembangan di abad 21, teknologi menjadi bagian penting peranannya dalam kehidupan. Perkembangan tersebut memiliki dampak positif dan negatif serta memiliki pengaruh besar terhadap perilaku dan perkembangan sosial, mental juga kognisi anak. Pendampingan dan tuntunan yang baik sesuai perkembangan oleh sekolah, pendidik dan orang tua dalam menerapkan pendidikan budi pekerti atau karakter sangat dibutuhkan untuk membangun nilai postif anak sebagai filter teknologi dan pemanfaatannya.
2. Deskripsi Aksi Nyata
Pembelajaran DARING
Masa pandemi covid -19 SMP Negeri 3 Terusan Nunyai mengalami dampak dalam kegiatan belajar mengajar. Mulai dari moda Luring hingga daring atau kombinasi sudah dilakukan. Hingga mendekati akhir semester genap tahun pelajarn 2020/2021 kegiatan belajar full daring.
Kondisi ini, akhirnya kami harus melakukan kombinasi pembelajaran yang bisa dengan mudah dan menarik bagi siswa. Saya sebagai guru dan CGP kelas 8 dan 9 dalam pembelajaran menggunakan beberapa aplikasi untuk menumbuhkan semangat dan juga minat siswa untuk terus belajar di tengah pandemi ini. Ada beberapa aplikasi yang saya pakai dalam kegiatan belajar seperti h5p, ppt, youtube, liveworksheets. Kegiatan belajar biasanya akan diinfokan melalui media whatsapp. Ada link yang dibagikan untuk mereka pelajari atau kerjakan sesuai jadwal. Tujuan dari penggunaan aplikasi ini adalah ditengah keterbatasan diharapkan mampu terus bisa belajar dan tumbuh daya kreativitas anak sekaligus mampu berpikir kritis.
Paguyuban Kelas
Dalam perjalanan kegiatan belajar daring ini, aktivitas belajar siswa turun naik. Bosan atau malas menjadi dinamika bersama dan bisa dinikmati setiap hari. Paguyuban kelas yang dibentuk dengan sistem yang sederhana menjadi hal yang bisa digunakan untuk memotivasi siswa. Paguyuban kelas ini merupakan grup orang tua yang dibuat sebagai wahana komunikasi antara guru (wali kelas) dengan orang tua. Peran orang tua sangat dibutuhkan dalam upaya peningkatan belajar siswa di rumah.
3. Hasil Aksi Nyata
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar, ada banyak kendala yang ditemukan. Selain sinyal yang susah, kuota siswa yang terbatas (kuoata pemerintah belum terakomodir secara merata) juga faktor instrinsik siswa yang malas untuk mengerjakan kegiatan belajar. Respon siswa bermacam-macam, ada yang suka dan ada yang
tidak paham cara mengerjakannya. Pemantauan aktivitas siswa melalui jaringan komunikasi kelas atau paguyuban kelas belum maksimal bisa dirasakan. Ada sebagian orang tua yang peduli dengan kondisi belajar anak, ada juga yang lepas begitu saja dengan alasan kesibukan dalam berkerja.
4. Rencana Perbaikan
Dalam kegiatan aksi nyata ini CGP menganggap masih belum berhasil, mungkin dikarenakan siswa sudah terbiasa belajar di tatap muka sehingga kesulitan untuk beradaptasi dengan belajar secara daring dengan aplikasi yang baru. Adapun rencana perbaikan dalam aksi nyata ini adalah:
1) Melakukan pendekatan lebih baik lagi kepada siswa untuk semangat belajar
2) Menginformasikan tentang kegiatan belajar dengan menggunakan aplikasi baru dengan petunjuk yang jelas
3) Terus menjalin komunikasi dengan orang tua secara intens (walau via WA grup) sehingga siswa bisa mendapatkan motivasi untuk semangat dalam belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar