Halaman

Rabu, 07 Juli 2021

Aksi Nyata Modul 1.4 Pendidikan Guru Penggerak

 PENERAPAN BUDAYA POSITIF 
" MEMBUAT KESEPAKATAN KELAS "
( ANTON WARDANI, S.Pd.)

1.  Latar Belakang

Membangun kesadaran untuk melakukan perilaku kebiasaan positif di sekolah dibutuhkan proses yang cukup panjang dan konsisten. Menyatakan secara sadar ketika akan melakukan penerapan kebiasan positif masih didukung oleh motivasi ekstrinsik, yaitu adanya hukuman atau reward juga punishment. Kebiasaan positif ini mungkin belum seutuhnya dimaknai secara jelas yang seharusnya adalah disiplin positif.  Guru dalam hal ini yang berperan sebagai teladan, masih dirasakan belum maksimal menumbuhkan budaya positif dengan baik di sekolah. Aksi-aksi guru dalam menerapkan budaya positif terlihat dalam peran kontrol penghukum (hakim) bagi para murid, belum menjadi manajer sebagai peran idealnya. Upaya yang terus dilakukan adalah bagaimana menciptakan budaya positif menjadi tema disiplin positif yang berawal dari kesadaran diri dan menumbuhkan motivasi intrinsik, baik itu peserta didik ataupun warga sekolah lainnya. Terus mengembangkan budaya positif yang sudah ada menjadi karakter baik semua warga sekolah guna mewujudkan pribadi-pribadi (siswa) yang memiliki profil pelajar Pancasila sebagai output ke-depannya.

Hal pertama yang bisa dilakukan untuk menciptakan budaya positif di sekolah atau lingkup kelas adalah dengan membuat kesepakatan kelas. Kesepakatan kelas merupakan aturan-aturan atau tata tertib yang dibuat bersama-sama antara guru dan murid dengan tujuan membantu guru dan siswa bekerja sama dalam membentuk kegiatan pembelajaran yang efektif. Harapan guru terhadap siswa, harapan siswa kepada guru dan harapan terhadap kelasnya adalah substansi penting dalam kesepakatan kelas yang dirancang bersama. Kesepakatan kelas harus disusun dengan bahasa yang ringan, jelas, komunikatif sehingga mudah dipahami, serta bisa dikembangkan secara kontinyu.

2. Tujuan

Adapun tujuan dari rancangan aksi nyata ini adalah:

1) Membuat budaya positif dengan kesepakatan kelas serta menerapkan budaya positif di kelas sehingga dapat menumbuhkan karakter baik pada siswa.

2) Sebagai acuan tata tertib kelas sehingga bisa menjadi bahan kontrol dan evaluasi baik bagi guru, siswa ataupun orang tua, sehingga kegiatan belajar (daring) bisa berjalan efektif dan terus semangat. 

3.   Tolak Ukur

Bagimana mengukur dan mengetahui kegiatan ini sudah dilakukan dan bisa berjalan sesuai rencana yang diharapkan, maka ada beberapa tolok ukur yang digunakan sebagai berikut:

1)Terbentuknya Kesepakatan Kelas

Kegiatan ini merupakan budaya positif sebagai tata tertib kelas yang disepakati bersama wali kelas dan siswa

2) Konsisten

Menjalankan secara konsisten kesepakatan kelas yang sudah disepakati

3) Tumbuhnya karakter baik

Adanya Kesepakatan kelas ini dimaksudkan adalah menumbuh-kembangkan karakter baik dalam diri siswa

4) Dokumentasi

Proses kegiatan pembentukan kesepakatan kelas bersama wali kelas dan siswa dipasang sebagai snap status WA dan dikirim ke paguyuban wali murid, sehingga bisa dipantau bersama dengan orang tua murid.

 4. Linimasa tindakan yang akan dilakukan

Sebagai rancangan tindakan aksi nyata menjadi lebih terarah sesuai dengan tujuan yang sudah dibuat, maka saya melakukan hal-hal sebagai berikut: 

1) Melakukan sosialisasi Budaya positif kepada kepala sekolah

Upaya menyampaikan hal positif di sekolah termasuk melakukan budaya positif sekolah maka hal yang pertama dilakukan adalah menyampaikan tujuan tersebut kepada kepala sekolah. Langkah ini adalah sebagai bentuk komunikasi sekaligus sosialiasi menciptakan budaya positif sekolah sekaligus meminta masukan atau rencana strategis dalam pelaksanaan ke-depannya. 

2) Melakukan sosialisasi Budaya positif kepada rekan sejawat dan pemangku kepentingan lainnya

Aksi nyata kali ini dalam rangka menumbuh-kembangkan budaya positif yang sudah ada disekolah. Mengajak semua pemangku kepentingan untuk senantiasa melestarikan dan menjaga hal-hal baik dan positif agar terus mengakar dan menyeluruh ke semua warga sekolah. Terutama meng-imbaskan di kalangan murid atau peserta didik dengan motivasi dan dukungan guru pengampu mata pelajaran. Serta bimbingan wali kelas dalam apresiasi budaya positif dalam dan antar anggota kelas.

3)      Membuat kesepakatan kelas

Kesepakatan kelas merupakan aturan-aturan atau tata tertib yang dibuat bersama-sama antara guru dan murid dengan tujuan membantu guru dan siswa bekerja sama dalam membentuk kegiatan pembelajaran yang efektif. Harapan guru terhadap siswa, harapan siswa kepada guru dan harapan terhadap kelasnya adalah substansi penting dalam kesepakatan kelas yang dirancang bersama. Kesepakatan kelas harus disusun dengan bahasa yang ringan, jelas, komunikatif sehingga mudah dipahami, serta bisa dikembangkan secara kontinyu.

Kesepakatan kelas ini dibuat seperti sebuah kontrak belajar. Biasanya kami menyepakati kontrak belajar setiap awal pertemuan perdana dan pada tahun ajaran baru ini kami lakukan dengan pertemuan secara virtual menggunakan gmeet.

Persiapan melakukan pembuatan kesepakatan kelas daring

Untuk memulai melakukan atau menyusun kesepakatan kelas, saya memancing siswa untuk mengungkapkan harapan mereka, maunya seperti apa belajar kita agar bisa efektif, menyenangkan dan nyaman walaupun daring. Selanjutnya memberikan contoh atau sebuah kata pemantik agar mereka terstimulasi untuk menyampaikan baik secara langsung atau menggunakan chat. Alhamdulillah kesepakatan kelas bisa terbentuk selama 30 menit. Kemudian kesepakatan kelas ini ditulis ulang, lalu dikirim di grup WA kelas dan grup paguyuban wali murid.

Diskusi wali kelas dan murid membahas point-point kesepakatan kelas daring
4) Kesepakatan kelas dibuat dalam bentuk poster

Agar terdokumentasi hasil kesepakatan kelas ini, maka kami membuat dalam bentuk poster dengan desain canva agar lebih menarik. Desain kesepakatan kelas ini selanjutnya dikirim ke WA grup kelas dan juga grup paguyuban wali murid, sehingga orang tua atau wali murid bisa bersama-sama mengontrol jalannya kegiatan belajar daring menjadi lebih efektif.

Ada tujuh kesepakatan kelas yang disusun secara bersama-sama ini, yaitu:

    1. Hadir saat gmeet tepat waktu
    2. Mengumpulkan tugas tepat waktu
    3. Saling membantu dalam hal positif
    4. Berbicara yang sopan saat berkomunikasi
    5. Berpakaian seragam saat KBM gmeet
    6. Saling menghargai dan menghormati pendapat orang lain]
    7. Banyak mengerjakan soal daripada merangkum

 Berikut desain kesepakatan kelas IX. 6 yang disusun bersama

Hasil kesepakatan kelas IX.6 daring yang dibuat dalam bentuk poster

5. Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan

Untuk kegiatan aksi nyata ini memang belum seratus persen dilakukan. Akan tetapi respon yang baik dari murid dan juga wali murid dengan adannya kesepakatan kelas ini adalah suatu bentuk keberhasilan diawal.

Jika budaya positif terlaksana dengan baik di kelas yang saya ampu, setidaknya memberikan nuansa positif buat kelas-kelas yang lain. Guru-guru atau rekan sejawat akan melakukan hal yang sama, sehingga budaya postif di sekolah dengan membentuk kesepakatan setiap kelas adalah harapan dari tujuan akhir kegiatan aksi nyata ini terwujud.

6. Rencana Perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang

Rancangan aksi nyata ini akan terus dilakukan sampai satu bulan kedepan kemudian akan dievaluasi secara bertahap perjalannya. Hal ini perlu dan untuk terus dilakukan sehingga sistem merefleksi bersama atas kesepakatan yang diberlakukan atau disusun kemarin bisa berjalan dengan baik.

Kegiatan selanjutnya adalah terus mensosialisasikan budaya positif kepada semua pemangku kepentingan dan meng-imbaskan disiplin positif pada peserta didik, juga membiasakan selalu komunikasi dua arah dengan peserta didik.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar