Halaman

Selasa, 06 Juli 2021

Pembelajaran Diferensiasi

Sosok guru tanpa disadari setiap harinya selalu menemukan atau dihadapkan oleh keberagaman yang banyak sekali bentuknya. Misalnya ada anak yang suka banya bicara di kelas, selalu mendominasi. Ada anak yang pendiam, yang paling pintar matematik dan olah hitung, ada anak yang suka menyanyi, menggambar, bahkan ada anak yang sepertinya tidak memiliki minat apa-apa. Menemukan atau menghadapi hal tersebut bagi guru adalah tantangan yang beragam dan perlu energi lebih dalam menyikapinya. Sangat dibutuh Keterampilan untuk mengelola kondisi tersebut. Guru harus melakukan berbagai usaha agar bisa memastikan setiap murid di kelas sukses dalam proses pembelajarannya.

Kondisi tersebut sangat memungkinkan guru untuk memilih sistem atau metode perencanaan yang tepat dalam pembelajaran. Sistem atau metode pembelajaran berdiferensiasi adalah yang bisa dilakukan guru untuk mengoptimalkan pembelajaran dengan keberagaman yang ditemukan di kelas.

Apa itu Pembelajaran Berdiferensiasi?
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian usaha atau keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Usaha atau Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut mempertimbangkan beberapa faktor:
  1. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.
  2. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Jadi bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya.
  3. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
  4. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya. Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya, apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan serta penilaian yang berbeda.
  5. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
Untuk melakukan pembelajaran diferensiasi di kelas dibutuhkan proses memetakan kebutuhan belajar murid. Ada tiga aspek yang bisa kita lakukan dalam memetakan kebutuhan belajar murid yaitu:
1) Kesiapan belajar murid
2) Minat belajar murid
3) Profil belajar murid

Setelah kita bisa mengidentifikasi apa saja yang menjadi kebutuhan belajar murid, maka dalam pembelajaran diferensiasi dibutuhkan strategi pelaksanaan pembelajaran. Ada tiga strategi diferensiasi dalam pembelajaran ini yaitu:
1) Diferensiasi Konten
Ini terkait materi-materi yang diajarkan (materi ajar)kepada murid atau berupa media (abstrak-konkret) yang dipastikan murid bisa mengakses materi tersebut sesuai dengan gaya belajar mereka.

2) Diferensiasi Proses
Hal ini terkait pemahaman murid terhadap materi yang diberikan atau yang dipelajari.

3) Diferensiasi Produk
Hal ini terkait hasil atau tagihan pembelajaran, berupa hasil karya pekerjaan murid yang terwujudkan bentuknya, bisa berupa karangan, tulisan, foto, video, lukisan, gambar, dan lain sebagainya.

Selain strategi diferensiasi, ada faktor lingkungan yang juga sangat berpengaruh besar terhadap hasil dari implementasi pembelajaran diferensiasi ini. Lingkungan yang (baik) akan mampu menciptakan kondisi atau komunitas belajar yang aman, nyaman, saling menghargai, saling mendukung, menumbuhkan tanggung jawab, pemenuhan kebutuhan murid secara efektif.

Materi CGP Modul 2.1


Tidak ada komentar:

Posting Komentar