Pernah mendengar tentang coaching? Mungkin sebagian kita termasuk saya kata " coaching " asing di dengar apalagi pada dunia pendidikan. Kita sepertinya akrab mendengar kata " coach " pada bidang tertentu, yaitu bidang olah raga. Coach Angelo Alessio misalnya; pelatih Klub Persija tahun 2021 ini.
Konsep Coaching sudah saya jelaskan pada artikel sebelumnya di blog ini. Silahkan (BACA Koneksi Antar materi). Akan terlihat perbedaan antara coaching, konseling dan mentoring dalam hal pelaksanaan, tujuan juga hubungan.
Pada kesempatan kali ini, saya mencoba menyuguhkan video praktek coaching yang dilakukan bersama rekan sejawat pada komunitas praktisi di sekolah; SMP Negeri 3 Terusan Nunyai.
Deskripsi Praktek Coaching
Pada kegiatan ini dilakukan bersama ibu Asdianawati Kudus Fisol, S.Pd. sebagai coachee dan Anton Wardani, S.Pd. sebagai coach. Proses coaching dilakukan dengan menggunakan langkah teknik TIRTA. Ada dua Kasus coacing yang disampaikan coachee (Asdiana Kudus Fisol) yaitu: (1) kasus anaknya yang belum selesai mengerjakan tugas daring dari kelas 8 sampai harus menjadi bersyarat untuk bisa belajar ke jenjang kelas 9. (2) Kasus anak kelas 95 (beliau wali kelas) lonjat pagar, dan salah satu pelaku adalah ketua kelas.
Tonton juga Ekplorasi konsep Pengambilan keputusan yang dilakukan rekan sejawat dalam menyikapi kasus itu Tuti.
Ibu Tati adalah guru kelas V yang merupakan rekan kerja Anda, yang mana sama-sama mengajar kelas V yang kelasnya paralel. Ruangan kelas ibu Tati pun persis di sebelah ruangan kelas Anda. Ibu Tati terkenal sangat disiplin dan cenderung ‘galak’. Pada sisi lain, ibu Tati juga pekerja keras dan murid-muridnya pun selalu mendapatkan nilai-nilai yang sangat baik. Sebagian murid-murid sangat takut kepada ibu Tati, dan sebagian lain bisa menyesuaikan diri. Kepala Sekolah Anda dan orang tua murid juga sangat menghargai ibu Tati. Suatu hari, Anda mendengar tangisan seorang murid dan pergi keluar untuk melihat asal suara tangisan tersebut. Anda melihat seorang murid perempuan, kelas V sedang berlutut di atas bebatuan sekolah yang sangat panas hari itu, menghadap di depan pintu kelas ibu Tati. Anda melihat ibu Tati tampak tidak menghiraukan suara tangisan muridnya dan tetap mengajar seperti biasa, namun Anda bisa melihat bahwa beberapa murid di kelas ibu Tati mencoba untuk mencuri pandangan keluar kelas melihat temannya yang sedang menangis dan berlutut di terik matahari.
Bagaimana sikap Anda?
Apa yang harus Anda lakukan? Apakah guru lain dapat menginterupsi di mana saat itu ada guru lain yang memiliki wewenang atas kelas yang dipimpinnya? Dalam kondisi ini apa yang bisa Anda lakukan? Dapatkah Anda menginterupsi, mengapa, dan bagaimana?
Tanyakan kira-kira rekan Anda akan mengambil keputusan seperti apa untuk menangani kasus seperti di atas?

Tidak ada komentar:
Posting Komentar