CGP Angkatan 2 Kabupaten Lampung Tengah
A. Pengantar
Alhamdulillah, Bersyukur kepada Allah telah menjadi bagian yang terus "belajar bergerak berbagi untuk negeri". Bukan menjadi terbaik ketika berada di CGP ini, akan tetapi karena banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Pada kesempatan kali ini, saya coba menyajikan sebuah artikel sebagai bentuk rangkuman pemahaman dari aktivitas kegiatan yang saya lakukan pada Pendidikan Calon Guru Penggerak dari modul 1.1 hingga modul 3.1 saat ini. Saya mencoba berupaya mengkoneksikan semua materi sehingga menjadi kesatuan yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya juga berharap bisa dengan mudah untuk dipahami maknanya.
B. Pandangan Ki Hajar Dewantara, Patrap Triloka dan Pengambilan Keputusan
Pendidikan Indonesia tidak pernah terlepas dari cara pandang, filosofi atau pemikiran dari bapak Ki Hajar Dewantara. Pemikiran ataupun filosofi pendidikan yang menjadikan seorang guru adalah pamong dengan sifat dasar among yang harus dimiliki. Beliau menyatakan bahwa guru adalah pamong yang tugasnya adalah sebagai penuntun atau menuntun segala kekuatan kodrat anak, menempanya sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman sehingga anak mendapatkan kebahagiaan serta keselamatan yang setinggi-tingginya baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Prinsip "menuntun" dalam Guru Penggerak didalamnya terdapat kesamaan korelasi pada konsep pemimpin pembelajaran. Pemimpin pembelajaran adalah pemimpin yang mampu memetakan pembelajaran sesuai kebutuhan murid dan berpihak pada murid. Pemimpin pembelajaran adalah pemimpin yang mampu mengarahkan murid-murid berkembang sesuai kodrat tumbuh kembang, berkarakter dan juga melejitkan potensi yang dimiliki murid. Pemimpin pembelajaran adalah pemimpin yang menciptakan kelas aman, nyaman dan menjadikan pembelajaran yang berpusat pada anak (student center learning). Pemimpin pembelajaran adalah pemimpin yang sangat memperhatikan perbedaan(diferensiasi) baik secara pengetahuan maupun sosial juga emosional anak.
Aktivitas pengajaran yang dilakukan guru yang didalamnya terdapat pengarahan dan juga tuntunan (hal: menuntun)seharusnya beracuan pada filosofi Ki Hajar Dewantara yaitu Patrap Triloka. Semboyan pertama yaitu Ing Ngarso Sungtulodo, semboyan kedua; Ing Madyo Mangun Karso dan semboyan ketiga; Tut Wuri Hadayani. Ing Ngarso Suntulodo adalah semboyan yang didalamnya memberikan kekuatan dan kemantapan untuk guru bagaimana harus memilik Teladan atau contoh yang baik kepada anak ketika berada di garis depan. Ing Madyo Mangun Karso adalah bagaimana guru ketika berada di barisan tengah mampu menjadi penyemangat, memotivasi anak agar menemukan potensi yang dimiliki sehingga berkembang sesuai minat dan bakatnya serta inspirator yang terus belajar dan ingin maju dalam pembelajaran. Tut Wuri Hadayani adalah bagaimana guru pada posisi di belakang dengan peran strategis yaitu sebagai pendorong, penyemangat sekaligus juga yang mengarahkan anak untuk memilih keinginan belajar agar menemukan minat-bakat dan mengembangkan potensinya.
Tiga semboyan atau prinsip mulia ini adalah hal yang seharusnya mendasari dan menjadi karakter pada jiwa seorang guru dalam melakukan proses menuntun anak. Kenapa? karena dengan menjiwai prinsip ini, maka seorang guru mampu menempatkan posisinya dengan baik, apakah saat berada di depan, di tengah ataupun pada saat di belakang. Tiga prinsip Patrap Triloka ini seharusnya mampu juga dijadikan acuan yang digunakan guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran dalam upaya mengambil keputusan yang baik juga tepat dalam setiap proses pembelajarannya.
Apa tugas guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dengan prinsip Patrap Triloka? Jawabannya adalah bagaimana seorang guru mampu membuat keputusan secara sadar dan MERDEKA untuk membangun suasana belajar yang nyaman dan aman dengan pembelajaran yang berpihak pada murid sesuai dengan kebutuhan murid serta menciptakan pembelajaran yeng me-merdeka-kan murid dan berpusat pada murid.
C. Nilai Diri dan Pengaruh Kepada Prinsip dalam Pengambilan Keputusan
Apa nilai diri seorang guru? mungkin itu pertanyaan awalnya. Kalau saya mencoba menjawabnya bahwa, nilai guru itu tercermin dalam aktivitas "tergerak, bergerak dan menggerakkan" dalam kemajuan sebuah pendidikan. Tergerak merupakan konsep/perspektif atau nilai kepercayaan diri. Bergerak adalah sebuah dorongan untuk merencanakan dan menyikapi sesuatu, dan Menggerakkan adalah interaksi dari sebuah eksekusi. Ketiga aktivitas ini merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh guru karena didalamnya mengandung nilai-nilai baik atau postif yang secara alamiah atau terbentuk karena pengalaman.
Aktivitas "tergerak, bergerak dan menggerakkan" memilik tujuan yang sama dalam konsep guru sebagai pemimpin pembelajaran, yaitu membangun suasana belajar yang nyaman dan aman dengan pembelajaran yang berpihak pada murid sesuai dengan kebutuhan murid serta menciptakan pembelajaran yeng me-merdeka-kan murid dan berpusat pada murid. Adapun Prinsip aktivitas tersebut dalam proses pembelajaran tercermin nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid.
Pada kondisi nyata di lapangan, penerapan nilai-nilai diri tersebut diharapkan mampu memberikan pengaruh dalam menentukan sebuah keputusan yang tepat. NIlai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid bisa dipakai sebagai dasar acuan guru untuk mengambil keputusan dengan mindfullness dalam proses pembelajaran yang MERDEKA, sesuai kebutuhan murid dalam lingkup perbedaan secara kesiapan belajar, minat, profil belajar, emosional dan juga sosial murid. Nilai ini bisa digunakan sebagai cerminan kesiapan guru serta modal guru dalam proses pembelajaran yang optimal sehingga mengantisipasi atau meminimalisir kesalahan yang bisa saja terjadi.
C. Kegiatan terbimbing pada materi pengambilan keputusan dengan kegiatan "coaching" seberapa efektifkah?
Dalam konteks pendidikan kegiatan coaching yang dilakukan guru merupakan salah satu proses "menuntun" belajar murid untuk mencapai kekuatan kodratnya. Guru bisa melakukan kegiatan coaching kepada murid dengan mengembangkan pertanyaan-pertanyaan reflektif sehingga membuat murid mampu berpikir secara kritis dan mendalam serta bisa menemukan sendiri potensinya. Proses coaching yang dilakukan guru juga diupayakan sebagai bentuk keputusan secara sadar dan tepat dalam melakukan proses pembelajaran yang me-merdeka-kan serta mengeksplorasi potensi murid.
Guru kembali harus mulai menyadari bahwa kegiatan "bimbingan" kepada murid merupakan kegiatan proses coaching. Guru itu adalah coach dalam proses coaching, sedangkan murid adalah coachee-nya. Sebuah keputusan yang efektif dilakukan guru ketika melakukan kegiatan coaching adalah melakukan peran pentingnya dalam membangun kenyamanan dalam proses belajar atau menumbuhkan suasana kesetaraan dalam saling menghargai, menghormati dan juga empati antar sesama. Proses coaching yang dilakukan guru juga merupakan upaya membangun kesepahaman yang sama tentang belajar dan mendorong kekuatan kodrat murid secara holistik berdasarkan cinta kasih dan persaudaraan tanpa pamrih, tanpa keinginan menguasai dan memaksa. Proses kesepahaman antara guru dan murid dilakukan dalam bentuk komunikasi asertif dengan serangkaian kegiatan menemukenali segala yang dimiliki murid untuk menyelesaikan masalah yang mereka hadapi.
D. Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik
Setiap permasalahan yang dihadapi harus memiliki solusi. Apakah itu masalahan moral dan etika atau masalah sosial dan sebagainya. Ketika guru dihadapkan dengan kasus yang fokus pada masalah moral atau etika pasti akan bertentangan dengan nilai-nilai guru dan pembahasan kasus tersebut akan kembali pada nilai-nilai yang dianut guru tersebut. Nilai-nilai guru ini akan selalu mengarahkan guru untuk mengambil keputusan yang baik dan tepat didasarkan pada nilai kebajikan universal, kepentingan murid atau banyak orang juga memiliki rasa tanggung jawab dalam pelaksanaannya.
Kita tahu bahwa nilai yang dianut guru adalah mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid pastinya akan mendorong seorang guru berperan dalam pengambilan keputusan yang berpihak juga mengutamakan kepentingan murid.
E. Dampak Pengambilan keputusan tepat terhadap terciptanya lingkungan yang positif, aman dan nyaman
Sebelum mengambil sebuah keputusan dari masalah yang dihadapi, setidaknya kita mencoba melakukan sembilan langkah terbaik untuk mengambil sebuah keputusan. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menemukan "paradigma" dari masalah atau kasus yang terjadi. Menemukan dan mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan yang biasanya pertentangan pada dua sisi, yaitu benar lawan benar atau benar lawan salah. Pertentangan ini sering kita kenal sebagai dilema etika (benar lawan benar) atau bujukan moral (benar lawan salah).
Paradigma yang dihasilkan dari menganalisis masalah akan memberikan Prinsip pengambilan keputusan berdasarkan 3 tujuan yaitu berbasis hasil akhir, berbasis peraturan atau berbasis rasa peduli. Melakukan semua tahapan dalam pengambilan keputusan dengan acuan paradigma dan prinsipnya memastikan terwujudnya hasil keputusan tepat dan baik. Keputusan tersebut akan bisa mengakomodir seluruh kepentingan dan harapan berbagai pihak yang dilibatkan dalam kasus atau masalah yang dihadapi, sehingga keputusan tersebut mampu menciptakan lingkungan yang kondusif, positif, aman dan nyaman.
F. Kesulitan-kesulitan di lingkungan yang sulit dalam melaksanakan pengambilan keputusan terhadap kasus dilema etika dan perubahan paradigma lingkungan sekolah
Hal yang paling tidak menyenangkan adalah menemukan masalah lalu bergelut tanpa ada damai bersamanya. Ketika kita berinteraksi dengan sesama pasti akan menemukan masalah dan setiap masalah berbeda situasi dan kasus yang dihadapi serta butuh sikap baik sebagai keputusan yang diambil. Di sekolah, kita sebagai guru pasti sering menemukan atau dihadapkan pada situasi apakah dilema etika atau bujukan moral yang menuntut kita untuk mengambil sebuah keputusan benar juga tepat tanpa tergesa-gesa. Tidak semudah yang kita guru bayangkan untuk mengambil sebuah keputusan tepat dan baik, menurut sudut pandang diri ataupun orang lain. Beberapa kesulitan yang mungkin bisa dijadikan faktor dalam menghambat mengambil keputusan antara lain:
- Memiliki rasa khawatir yang berlebihan atas keputusan yang sudah diambil sebelumnya; apakan benar atau salah; baik atau buruk, dan sebagainya.
- Kurangnya pemahaman dan juga pengetahuan dalam mencerna atau menganalisis masalah (situasi)
- Labil dalam keyakinan pengambilan keputusan
- Adanya perbedaan sudut pandang antara diri dan orang lain sehingga terkadang memperkeruh masalah dan menyulitkan dalam mengambil keputusan.
- Adanya trauma masa lalu dalam mengambil keputusan yang ternyata keputusan tersebut berdampak buruk bagi diri dan orang lain.
G. Pengaruh pengambilan keputusan terhadap pengajaran yang memerdekakan murid
Mindset (pola pikir) yang harus dimiliki guru zaman sekarang adalah setiap rencana dan keputusan yang diambil dalam proses pembelajaran adalah untuk memerdekakan murid. Ada banyak upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan pengajaran yang memerdekakan murid yaitu:
- Mempelajari dengan baik pemikiran atau filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara. Guru sebagai pamong dan tukang kebun yang melakukan kegiatan menuntun anak dalam mengembangkan kodrat anak sesuai tuntutan zaman sehingga memberikan kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-tingginya bagi anak sebagai individu dan bagain dari anggota masyrakat.
- Kegiatan bimbingan yang kita lakukan pada proses pembelajaran adalah substansi penting dalam aktivitas coaching yang didalamnya menumbuh-kembangkan juga menemukan sendiri potensi dan menemukan solusi dari masalah kehidupan anak tanpa paksaan dan memerdekakan.
- Membangun kebiasaan yang baik di sekolah sebagai bentuk sistem budaya positif adalah keputusan yang memerdekakan murid. Kenapa? karena budaya positif sekolah dimulai dari kesepakatan kelas yang dibentuk secara bersama, disepakati bersama, dari kita untuk kita dan tanpa paksaan.
- Rancangan visi misi sekolah yang berdampak pada murid dan sesuai harapan warga sekolah merupakan bagian grand design sekolah, sekaligus juga sebagai keputusan bersama dengan semua komponen sekolah. Pengambilan Keputusan visi misi adalah keputusan yang memerdekakan murid.
H. Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid
Setiap pengambilan keputusan oleh guru sebagai pemimpin pembelajaran haruslah berdampak dalam kehidupan atau masa depan murid. Guru harus memiliki keterampilan dan memainkan peran untuk menciptakan masa depan anak menjadi lebih baik. Kompetensi, kreativitas, kolaborasi dan inovasi dari guru harus terus dikembangkan sehingga energi kemajuan selalu muncul pada setiap generasi masa yang akan datang.
I. Kesimpulan Koneksi Antar Materi
Keputusan yang diambil adalah serangkaian proses berliku dari berbagai pilihan keputusan. Dibutuhkan kehati-hatian dalam menganalisis masalah, mencari semua fakta-fakta yang ada, keterlibatan dan pertentangan sekaligus juga tidak tergesa-gesa adalah langkah yang bisa mendapatkan keputusan yang baik dan tepat.
Sebagai seorang guru atau pendidik pengambilan keputusan adalah sebuah keniscayaan. Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus memperhatikan makna nilai-nilai guru yang ada dalam setiap pengambilan keputusan. Nilai-nilai guru haruslah berbarengan dengan nilai kebajikan universal dari sebuah keputusan yang diambil.
MERDEKA BELAJAR konsep pendidikan saat ini akan terwujud manakala guru sebagai pemimpin pembelajaran melakukan pembelajaran yang juga memerdekakan murid. Kondisi tersebut akan terbangun dengan menciptakan pembelajaran yang nyaman, aman, menyenangkan dan berpihak pada murid. Selain itu pembelajaran yang berupaya memenuhi kebutuhan murid dan berpusat pada murid adalah hak kemerdekaan pembelajaran yang harus diterima oleh murid.
![]() |
| Created by. Anton Wardani from canva |
Terima Kasih sudah membaca dan mohon komentarnya!!!


Mantap pak Anton..Terus bergerak untuk kemajuan murid kita dan pendidikan di negara kita. Guru bergerak Indonesia maju.ππ
BalasHapusterima kasih ibu Rita... belajar bergerak berbagi untuk negeri yaa ibu..
HapusGreat.... Keep moving... Keep growth...
BalasHapusterima kasih banyak pak bukhori.. semoga semakin baik pendidikan negeri ini.
HapusSudah sy baca pk Anton pusing bacanya kebanyakan πππ
BalasHapusSedikit saja yg bs sy serap bahwa seorang guru sdh seharusnya jangan meninggalkan "3 semboyan/patrap triloka" dr Kihajar Dewantara dlm melaksanakan tgsnya sebagai seorang guru....,LANJUT PAK ANTON,SEMANGAT TERUS MAJU...πͺπ»πͺπ»πͺπ»πͺπ»
heheh.. iya ibu maaf, masih terlalu panjang untuk merangkum dan mengkoneksikan sebanyak 7 modul yang telah dipelajari.
Hapusterima kasih ibu eni untuk komentarnya..
Dalam setiap pribadi selayaknya kita menjadi guru bagi diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Menganalisis tindakan yang dibutuhkan, bagaimana cara menyampaikan, media apa yang cocok, bahkan melalukan uji diri sebelum melibatkan orang lain # siswa menjadi satu rangkaian tindakan yang melekat sebagai seorang guru. Tindakan reflektif tersebut tanpa akhirnya akan menciptakan lingkungan pembelajar dimanapun dan kapanpun karena diri kita lebih terbuka
BalasHapusTerima kasih selalu berbagi
Terima kasih ibu Lea.. selalu ada ilmu dari nasehat pamong iniππππ
HapusMantap pak Anton Wardani.. figur guru yang menginspirasi. Ayooo....Terus bergerak untuk kemajuan murid kita dan pendidikan di negara kita.πππͺπͺ
BalasHapusBerusaha untuk terus belajar agar bisa banyak berbagi.. terima kasihπ
HapusSelamat atas capaiannya Mas Anton dan Semangat untuk karya berikutnya
BalasHapusTerima kasih pakππ
HapusKeren pak ...setuju sekali Pratap triloka harus jd pijakan kita sebagai pendidik ya...
BalasHapusTerima kasih
HapusKeren pak
BalasHapusTerima kasih
HapusUlasan yang sangat membantu bagaimana guru dalam mendidik siswanya, semangat pk Anton
BalasHapusTerima kasih πππ i
HapusMantap pak Anton, mudah mudahan membuka cakrawala baru dalam dunia pendidikan utk lebih maju ππ
BalasHapusTerima kasih πππ
HapusBravo, trims menambah wawasan bagi kita semua, khususnya di dunia pendidikan, lanjutkan...
BalasHapusTerima kasih banyakπππ
HapusMantap. tetapa senangat.
BalasHapusSaran saya, biar lebih menarik informasi yang ingin disampaikan mungkin bisa menggunakan infografis aja, he..he.
Siaap ibu, kmrn blum sempat membuat infografis di canvanyaπππ
HapusKeren sekali bapak, materinya luar biasa Sanga. Menambah pengetahuan saya
BalasHapusTerima kasihπππ
HapusSungguh menginspirasi sekali
BalasHapusTerima kasihπππ
HapusKeren pak , sangat menginspirasi
BalasHapusTerima kasihπππ
HapusMantul pak Anton. Guru sebagai pemimpin pembelajaran dapat mengambil keputusan yang tepat untuk mewujudkan MERDEKA BELAJAR.
BalasHapusTerima kasih, mari bersama-sama wujudkan merdeka belajar dengan pembelajaran yang memerdekakan ππ
HapusKerennn pak
BalasHapusTerima kasih ibu Idaπππ
HapusWah ini suhu yg baru sy tahu....msantab pak dah banyak iklannya semoga sukses terus
BalasHapusTerima kasih ibu Sri, saya masih belajar juga di blogπππ
Hapuskeren pak...
BalasHapusTerima kasih ibuπππ
HapusTerima kasih sudah berbagi. Keren habis pak πππ
BalasHapusTerima kasih ibu bethy.. eemm punya Bu bethy mana ini, boleh juga di bagi bagi yaaπππ
HapusKeten ton... semangatvyaa buat tulisan2 yg lainnya lagi
BalasHapusTerima kasih Upik.. semangat juga yaaππΏππΏπ
Hapus